- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Targetkan Penyaluran Pembiayaan Rp3,79 Triliun, Ini Strategi Buana Finance
PT Buana Finance Tbk (BBLD) menargetkan penyaluran kredit sebesar Rp4,31 triliun meningkat dari tahun 2023 yang senilai Rp3,79 triliun. Peningkatan pembiayaan tersebut diharapkan akan turut menggenjot laba bersih perseroan menjadi Rp135,71 miliar dari Rp105 miliar di 2023.
Direktur Keuangan PT Buana Finance Tbk, Mariana Setyadi mengatakan bahwa perseroan pada 2024 juga menargetkan total aset Rp6,83 triliun dan ekuitas Rp1,49 triliun.
“Tahun ini ROA diharapkan sebesar 2,91%, ROE 9,44%, gearing 3,44, dan NPF Gross 0,72%,” ujar Mariana, dalam paparan publik, di Jakarta, Senin (20/5/2024).
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Pemasaran PT Buana Finance Tbk, Herman Lesamana menuturkan jika perseran optimis pasar akan lebih baik di semester II tahun ini melihat perkembangan situasi politik di dalam negeri yang sudah mulai stabil kemudian juga ditambah dengan kondisi yang lebih baik di industri pertambangan.
“Kondisi market yang promising di kuartal 3, terutama di industri nikel, batu bara yang sudah ada penyesuaian harga yg stabil jadi kami harapkan lebih positif. Apalagi Oktober ada pelantikan presiden yang akan buat kondisi ekonomi lebih stabil lagi, jadi kondisi usaha lebih kondusif dan ke arah positif,” ucap Herman.
Baca Juga: MUF Bidik Target Rp25 Triliun Pembiayaan Motor-Mobil di 2024
Perbaikan pasar lanjut Herman, akan dimulai di Juni 2024 dengan dilaksanakannya gelaran Indonesia International Motor Show (IIMS). Meski di dominasi oleh kendaraan listrik, namun perseroan melihat bila kendaraan konvensional masih akan diminati masyarakat.
“Bulan Juni akan ada dampak positif dari market yang akan ada IIMS yang akan didominasi BYD, tapi kami yakin kendaraan yang berbasisi minyak masih diminati karena infrastruktur belum tersedia dari sisi ekosistemnya,” jelas Herman.
Ia mengungkap bila perseroan di tahun ini akan melanjutkan pengembangan pembiayaan digital melalui paltform Pinjaman Bu Ana serta melalui kerja sama dengan dealer mobil bekas yang termasuk dalam digital market place.
Kemudian, perseroan juga akan memperkuat dan meningkatkan pangsa pasar melalui iversifikasi produk dan berbagai program penjulan yang menarik bagi debitur.
“Kami juga akan meningkatkan loyalitas dan retensi dengan program apresiasi kepada debitur dan dealer untuk membangun advokasi brand. Serta, mengoptimalkan digitalisasi dalam proses kerja dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis demi menghasilkan pelayanan yang unggul demi kenyamanan debitur dan mitra bisnis,” ungkap Herman.
Baca Juga: Tumbuh 3%, ADMF Catat Pembiayaan Baru Rp11 Triliun di Kuartal I-2024
Sementara itu, terkait dengan kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia, perseroan menyatakan bahwa kondisi tersebut pasti memberikan dampak terhadap perseroan yang paralel juga dirasakan oleh masyarakat. Hal ini lantaran naiknya suku bunga dari lembaga keuangan khususnya perbankan yang menjadi salah satu sumber pendanaan perseroan. Namun, hingga saat ini perseroan menyatakan belum menaikan bunga pinajaman kepada konsumen.
“Tren kenaikan suku bunga acuan oleh BI memang berpotensi membuat bunga dari lembagi keuangan naik. Dan ini akan berdampak langsung ke perseroan untuk memperoleh dana pinjaman dari sebelumnya, dan akan berdampak ke konsumen yg akan menannggung bunga pinjaman yg lebih besar. Saat ini kami masih memantau dari pasar dan kompetitor,” jelas Mariana.
Akan tetapi, lanjut Mariana, perseroan tidak menutup kemungkinan untuk mencari pendanaan dari instrumen lain di lluar perbankan untuk menyiasati tren kenaikan suku bunga acuan.
“Saat ini sumber dana yg jkami peroleh tetap dari lembaga keuangan perbankan, tapi kami tidak menutup kemungkinan kalau dari non perbankan bisa kasih suku bunga yang kompetitif,” tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement