Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Viral Membludaknya Pelamar Kerja di Warung Seblak, PKS: 10 Juta Pengangguran Gen Z Sudah jadi Tanda-tanda

Viral Membludaknya Pelamar Kerja di Warung Seblak, PKS: 10 Juta Pengangguran Gen Z Sudah jadi Tanda-tanda Kredit Foto: Twitter PKS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Kurniasih Mufidayati mengungkapkan fenomena maraknya pengangguran di kalangan Gen Z akan menjadi ancaman serius bonus demografi menuju Indonesia Emas 2045.

Kurniasih menyebut, bonus demografi jika tidak diiringi dengan hadirnya kesempatan kerja yang besar bagi generasi muda akan menciptakan bom waktu.

"Angka 10 juta pengangguran Gen Z sudah jadi tanda-tanda jika bonus demografis kita tidak terkelola dengan baik. Kita sudah menyadari hadirnya bonus demografi, maka di hulu pentingnya pendidikan skill dan di hilir pentingnya terbukanya luas kesempatan kerja," kata Kurniasih.

Anggota Fraksi PKS DPR RI ini mengungkapkan, Gen Z semakin terhimpit karena dari sisi pendidikan tinggi kini semakin mahal dengan adanya kenaikan UKT.

Sementara dari kesempatan kerja mensyaratkan sudah berpengalaman dan adanya batas usia.

"Generasi muda hari ini tidak bisa disamakan dengan generasi sebelumnya. Harus dipermudah hadirnya lembaga pendidikan dengan skill yang saat ini sedang dibutuhkan, plus berikanlah kesempatan seluas-luasnya dari pemberi kerjadibutuhkan, plus berikanlah kesempatan seluas-luasnya dari pemberi kerja," pungkasnya.

Kurniasih juga menyoroti hari ini tren angkatan kerja justru didominasi oleh pekerja informal. Hal ini membuktikan jika adanya angkatan pencari kerja yang membludak namun kesempatan kerja di sektor formal tidak memadai.

Ia mencontohkan video viral tentang membludaknya antrean pelamar kerja di warung seblak di Ciamis.

"Baru saja viral pencari kerja untuk sebuah warung makan biasa antreannya membludak seperti halnya antrean kerja di pabrik. Padahal perlindungan pekerja di sektor informal masih sangat lemahan kerja formal sehingga lowongan apapun akan dijalani termasuk sektor informal. Padahal perlindungan pekerja di sektor informal masih sangat lemah," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: