Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MPMX Nyatakan Bakal Ikut Bermain di Industri Kendaraan Listrik

MPMX Nyatakan Bakal Ikut Bermain di Industri Kendaraan Listrik Kredit Foto: Mitra Pinasthika Mustika
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) emiten bidang perdagangan, jasa, industri dan pengangkutan darat berencana melakukan penambahan kegiatan usaha baru.

MPMX dan anak usahanya yaitu Mitra Pinasthika Mulia berencana melakukan penambahan kegiatan usaha baru berdasarkan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2020 yang diatur dalam Peraturan Badan Pusat Statistik No. 2 tahun 2020 tentang Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia, yaitu Reparasi Baterai dan Akumulator Listrik, Penjualan Tenaga Listrik, Aktivitas Penunjang Tenaga Listrik lainnya.

Kegiatan usaha tambahan ini akan dijalankan perseroan setelah diperolehnya izin atau persyaratan lain dari instansi terkait dan diperkirakan akan dimulai pada tahun 2025. 

Lebih lanjut Manajemen MPMX memaparkan penambahan kegiatan usaha ini dilakukan dengan pertimbangan, MPMX melihat bahwa potensi kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat akan berkembang pesat di Asia, khususnya di Indonesia, di mana harga menjadi semakin kompetitif, pilihan produk semakin beragam, kualitas dan performa yang lebih baik didukung oleh insentif pemerintah serta rencana pemerintah untuk melarang penjualan kendaraan berbahan bakar minyak di tahun 2050.

Baca Juga: Kementerian ESDM Targetkan 15 Juta Unit Populasi Kendaraan Listrik Hingga 2030

Menurut riset McKinsey, Indonesia akan menjadi pasar motor listrik terbesar ketiga setelah Cina dan India pada tahun 2030. Penjualan motor listrik di Indonesia diproyeksikan akan bertumbuh sebesar 67% per tahun dan mencapai penjualan hampir dua juta motor listrik pada tahun 2030.

"Selain itu, pasar mobil listrik di Indonesia juga diproyeksikan akan bertumbuh dengan cepat sebesar 94% per tahun mencapai penjualan hampir 500 ribu unit di tahun 2030. Hal ini juga didukung oleh posisi Indonesia sebagai salah satu pusat produksi mobil listrik di ASEAN," jelas Manajemen MPMX, dalam prospektusnya, Jakarta, Jumat (24/5/2024).

Saat ini, lanjut Manajemen, Perseroan dan Mulia belum memulai penjualan tenaga listrik melalui stasiun charging dan stasiun swapping. Namun demikian, untuk mendukung rencana PT Astra Honda Motor (AHM) dalam transisi energi hijau dan meningkatkan aksesibilitas kendaraan listrik, Perseroan dan Mulia akan ikut serta dalam penjualan tenaga listrik melalui stasiun charging dan stasiun swapping masing-masing pada tahun 2025 dan tahun 2030. 

Dengan adanya pesaing usaha dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya terkait rencana perubahan kegiatan usaha, Perseroan dan Mulia dapat menganalisis pangsa pasar dan diharapkan dapat bersaing dengan langkah bisnis dan mitigasi risiko dalam menempatkan posisinya dalam pangsa pasar baterai secara strategis. 

Sehingga dengan melihat faktor-faktor pendukung tersebut, Perseroan memutuskan untuk turut serta mengembangkan industri kendaraan listrik di Indonesia dan masuk kedalam ekosistem bisnis kendaraan listrik.

Baca Juga: Ditempel Ketat Produsen China, Tesla Ternyata Masih Jadi Jawara Mobil LIstrik

Adapun, estimasi total investasi yang dibutuhkan untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha baru Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 sampai dengan tahun 2033 adalah sebesar Rp 9,96 miliar. Selanjutnya, estimasi total investasi yang dibutuhkan untuk memulai dan menjalankan kegiatan usaha baru Mulia untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2024 sampai dengan tahun 2038 adalah sebesar Rp 336,49 miliar.

“Terkait dengan rencana ekspansi yang akan dilakukan Perseroan dan Mulia akan sepenuhnya menggunakan dana internal,” tulis Manajemen.

Dengan merambah bisnis kendaraan listrik ini, berdasarkan analisis proyeksi laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2024 sampai dengan tahun 2038,

proyeksi jumlah laba tahun berjalan Mulia atas rencana perubahan kegiatan usaha adalah sebesar Rp 238,22 miliar. 

Dengan demikian, berdasarkan proyeksi laporan laba rugi komprehensif tersebut di atas, setelah rencana perubahan kegiatan usaha menjadi efektif, Perseroan berpotensi memperoleh tambahan laba tahun berjalan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2024 sampai dengan tahun 2038. 

“Sehingga diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan Perseroan pada masa yang akan datang,” tutup Manajemen.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: