- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Tak Hanya Bagikan Dividen, KEEN Ungkap Bakal Ekspansi EBT Hingga 500 MW
Emiten sektor energi baru terbarukan (EBT), PT Kencana Energi Lestari Tbk (KEEN) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) resmi memutuskan pembagian dividen. Perseroan juga mengungkapkan rencana ekspansi di sektor EBT.
Direktur Utama Kencana Energy, Wilson Maknawi mengatakan hasil RUPST tersebut yakni menyetujui dan mengesahkan Laporan Tahunan 2023, menyetujui dan menetapkan penggunaan laba Tahun Buku 2023, termasuk pembagian dividen.
Dividen pada tahun 2023 senilai total Rp 27,68 miliar atau Rp7,55 per lembar saham, mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan 2022, seiring dengan peningkatan laba perseroan.
"Walaupun KEEN masih dalam tahap pertumbuhan, Perseroan tetap berkomitmen untuk memberi return kepada investor yang mendukung kami," ungkapnya dalam Paparan Publik, Jumat (7/6/2024).
KEEN terbilang rutin membagikan dividen. Pada tahun buku 2022, RUPST KEEN memutuskan pembagian dividen US$1,60 juta atau setara 11,05% dari laba bersih US$14,48 juta, dividen Rp6,50 per lembar saham.
RUPST KEEN Tahun Buku 2021 pada 29 Juni 2022 menyetujui pembagian dividen final sebesar US$1,35 juta atau setara dengan rasio pembagian dividen 16,88% dari laba bersih 2021 sebesar US$7,99 juta, sehingga dividen per saham yakni Rp5,46 per lembar saham.
Baca Juga: Pengembangan EBT Tumbuh Positif di 2023, PLN Catatkan Kinerja Yang Berkelanjutan
Sebelumnya RUPST KEEN Tahun Buku 2020 pada 31 Agustus 2021 juga menyetujui pembagian dividen 11,57% dari laba bersih 2020, atau senilai US$ 1,00 juta, dengan dividen di angka Rp3,88 per lembar saham.
Wilson Maknawi menyampaikan dari sisi kinerja, sepanjang kuartal I/2024, perseroan meraih laba bersih US$3,81 juta, menurun 32,89% dari kuartal I/2023 senilai US$5,67 juta. Penurunan laba bersih ini seiring dengan pendapatan KEEN yang terkoreksi 25,86% menjadi US$9,76 juta pada kuartal I/2024, dari kuartal I/2023 sebesar US$13,17 juta.
Tahun lalu, perseroan berhasil mencetak pendapatan US$48,02 juta, naik 14,79% dari 2022 sebesar US$41,83 juta. Sebesar 62,63% pendapatan disumbang oleh pendapatan proyek konsesi, 31,95% dari bunga konsesi, dan 5,27% dari penjualan listrik EBT. Pada tahun 2023 KEEN membukukan laba bersih US$14,82 juta, naik 2,36% dari laba 2022 senilai US$14,48 juta.
Dari sisi operasional, KEEN memproduksi listrik 277,89 GWH pada 2023, turun dari 311,93 GWh pada 2022. Menurut Wilson Maknawi, penurunan itu disebabkan dampak El Nino yang membuat curah hujan berkurang sehingga berdampak ke proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air, terutama PLTM Ma'dong.
"Karena iklim yang sangat kering, KEEN mengalami penurunan produksi sekitar 10,91%. Meski demikian, Perseroan tetap berhasil memenuhi quota sesuai PPA dan tidak terkena sedikit-pun penalty untuk hasil produksi 2023," ungkapnya.
Pada 2024, perseroan mengejar target produksi listrik 324,1 GWh, sekaligus rekor tertinggi perseroan. Hal ini sejalan dengan pertambahan kapasitas Perseroan dengan mulai beroperasinya PLTM Ordi Hulu pada April 2024.
Target 500 MW
Portofolio KEEN saat ini ialah PLTA Pakkat berkapasitas 18 Megawatt (MW), PLTA Air Putih 21 MW, PLTM Ma'dong 10 MW, PLTM Ordi Hulu 10 MW, Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTBm) Tempilang 2 sebesar 5 MW, dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Tempilang 1,36 MWp. Totalnya mencapai sekitar 65 MW.
Wilson Maknawi menyampaikan pada 2023, perseroan berhasil menandatangani Perjanjian Jual Beli Listrik (PJBL) dengan PLN untuk PLTM Salu Noling yang berkapasitas 10 MW, menyelesaikan konstruksi proyek baru yakni pembangkit listrik mini hidro (PLTM) Ordi Hulu yang berkapasitas 10 MW, dan menyelesaikan konstruksi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) Tempilang yang berkapasitas 1,3 MW.
Ke depan, Perseroan akan terus melangkah berupaya mengembangkan proyek EBT dan mendukung energi bersih masa depan, bukan hanya Pembangkit Listrik Tenaga Air tetapi juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu / Angin hingga 500 MW.
"Di dalam pipeline, kami menargetkan dapat mengembangkan aset EBT hingga 500 MW. Saat ini KEEN juga tengah mengikuti proses tender dengan total kapasitas 180 MW." katanya.
Baca Juga: Penuhi Kebutuhan EBT di Pabrik CA-EDC, Chandra Asri Jajaki Kerjasama dengan Perum Jasa Tirta II
Perincian proyek dalam pipeline jangka panjang di sektor energi hydro ialah PLTA Sumatera Utara 35 MW, PLTA Sulawesi 1 75 MW, PLTA Sulawesi 2 90 MW, dan PLTA Gorontalo 22 MW.
Di sektor energi angin, KEEN menargetkan pembangunan 2 Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) di Sulawesi Selatan dengan kapasitas masing-masing 62,5 MW dan 100 MW. KEEN juga berencana mengembangkan Solar PV 60 MW dan pembangkit listrik Hybrid 5 MW.
Selain PLTA, KEEN masuk ke sektor mini hydro, dan memiliki pipeline project PLTM Sulawesi 4 10 MW dan PLTM Nasal 10 MW. Perusaahan pun menargetkan bisnis kelistrikan dari Biomassa 10 MW dan Biogas 10 MW.
Sementara itu, PLN berencana untuk menambah kapasitas pembangkit listrik hingga 40.575 MW hingga tahun 2030. Dari total ini, lebih dari setengah-nya, atau 52% akan dari EBT, dengan porsi terbesar di Hidro, disusul oleh Solar PV, Geothermal, Mini Hidro, Wind, dan Bio-Energy.
"KEEN telah menyiapkan pipeline proyek yang luas dari sumber alam yang beragam, siap untuk mengambil kesempatan untuk membantu PLN mencapai target EBT Indonesia." jelas Wilson Maknawi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement