Dalam rangka mewujudkan Indonesia Makin Cakap Digital, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo RI) menyelenggarakan webinar #MakinCakapDigital2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur bertemakan “Pengembangan Budaya & Seni Indonesia di Media Digital” pada Sabtu (15/6/2024).
Survei dari We Are Social dan Kepios 2022 menyebutkan, pengguna internet di Indonesia terus bertambah setiap tahunnya, kini bahkan mencapai 204 juta pengguna atau sudah digunakan oleh 73,7 persen penduduk Indonesia.
Sejumlah 80,1 persen penduduk Indonesia menggunakan internet untuk mencari informasi dan dapat menghabiskan waktu 8 jam 36 menit dalam satu hari menggunakan internet.
Indeks literasi digital Indonesia pada 2023 berada di angka 3,65 dari skala 1-5. Angka ini berada di tingkat sedang, sekaligus menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 3,54.
Sosialisasi perihal literasi digital secara merata semakin urgen, sehingga masyarakat lebih berkontribusi dalam pengembangan seni dan budaya Indonesia di media digital. Sekarang ini budaya Indonesia seakan menghilang karena ruang digital menjadi panggung budaya asing.
Relawan MAFINDO, HR Expertise, Dosen Praktisi, Rovien Aryunia mengatakan, nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika harus menjadi landasan kecakapan digital dalam kehidupan berbudaya, berbangsa, dan bernegara.
“Jadi sebenarnya mudah. Kita cukup pakai asas Pancasila. Bukan hanya dihafalkan, tapi diamalkan,” kata Rovien saat menjadi pembicara webinar Makin Cakap Digital 2024 untuk segmen komunitas di wilayah Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (15/6/2024).
Baca Juga: Masuki Ekonomi Digital, Influencer Bisa Menjadi Kunci Naiknya Pariwisata Indonesia
Masyarakat juga perlu melakukan digitalisasi kebudayaan memanfaatkan TIK. Setiap individu dapat mendigitalisasikan budaya dengan menggunakan kemajuan teknologi digital. Produksi konten berbasis budaya dan sebarluaskan di media sosial. Sehingga budaya-budaya Indonesia dikenal hingga mancanegara.
Dosen Komunikasi UMM, JAPELIDI Indonesia, Frida Kusumastuti menambahkan, masyarakat perlu memahami rekam jejak digital agar selalu merasa aman di ruang digital. Jejak digital merupakan jejak data yang dibuat dan ditinggalkan saat menggunakan perangkat digital.
“Ancaman terbesar bagi kaum muda di media sosial adalah jejak digital dan reputasi masa depan mereka. Apa yang dilakukan sekarang akan berimbas di masa akan datang,” kata Frida.
Masyarakat perlu menyadari beragam jejak digital yang telah ditinggalkan. Riwayat pencarian, pesan teks dalam aplikasi percakapan, foto dan video, lokasi yang dikunjungi, hingga interaksi di media sosial.
Dalam kesempatan sama, Pekerja Seni, Tike Priatnakusumah mengatakan, masyarakat harus memahami etika di era digital sangat penting. Di ruang digital, kita dapat menyebabkan kerugian untuk orang lain kalau tidak punya etika digital.
Baca Juga: Jadi Generasi Digital Indonesia Pemersatu Bangsa
“Etika digital juga membantu kita dalam membangun citra diri positif dan menjadi warga dunia digital bertanggung jawab,” kata Tike.
Kegiatan Makin Cakap Digital 2024 merupakan rangkaian program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI. Program ini bertujuan meningkatkan literasi digital 50 juta masyarakat di Indonesia.
Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya, yaitu Relawan MAFINDO, HR Expertise, Dosen Praktisi, Rovien Aryunia, Dosen Komunikasi UMM, JAPELIDI Indonesia, Frida Kusumastuti, dan Pekerja Seni, Tike Priatnakusumah sebagai key opinion leader (KOL).
Adapun informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dapat diakses melalui Website literasidigital.id atau akun Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Literasi Digital Kominfo dan YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement