Masuki Ekonomi Digital, Influencer Bisa Menjadi Kunci Naiknya Pariwisata Indonesia
General Manager Impact.com Asia Tenggara dan India, Antoine Gross menyoroti efek perkembangan teknologi untuk industri pariwisata Indonesia yang tengah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan setelah pencabutan total aturan masuk COVID-19.
Baca Juga: Gandeng Garuda Indonesia, BCA Perlebar Pangsa Pasar di Sektor Pariwisata
Ia mengatakan pemasaran tradisional yang sebelumnya efektif kini kurang memadai. Tingginya tingkat pemblokiran iklan, terutama di kalangan usia 16-34 tahun yang mencapai 41%, serta penurunan Rasio Klik-Tayang (CTR) untuk iklan berbasis programmatic, menjadi tantangan signifikan. Selain itu, konsumen Indonesia semakin skeptis terhadap iklan tradisional, dengan 87% lebih mempercayai rekomendasi dari influencer atau selebriti dibandingkan iklan tradisional.
Pemasaran Influencer: Strategi Penting di Era Digital
Di tengah era digital, pemasaran influencer telah menjadi strategi penting bagi brand untuk menjangkau dan membangun hubungan dengan calon pelanggan. Mereka memiliki kemampuan menjalin hubungan kuat dengan pengikut mereka, menghadirkan rekomendasi berdasarkan pengalaman nyata, dilengkapi dengan visual menarik dan cerita memikat. Mereka juga memiliki niche tertentu, seperti wisata kuliner, petualangan alam, atau wisata budaya, memungkinkan brand untuk terhubung dengan audiens yang sangat relevan.
Antoine menegaskan, keefektifan influencer perjalanan dalam mendorong konversi telah teruji. Mereka dapat menginspirasi pengikut melalui konten interaktif, ulasan, dan rekomendasi, meningkatkan buzz di sekitar destinasi, menjangkau audiens baru, dan mendorong engagement. Pada akhirnya, hal ini dapat berujung pada peningkatan pemesanan dan keuntungan bagi brand.
Namun pemilihan influencer yang tepat juga sangat penting untuk keberhasilan kampanye. Keduanya bisa dibagi menjadi dua tipe yakni nano influencerdan mega influencer.
Baca Juga: PT Jembatan Nusantara Optimalkan Layanan Ferry, Perkuat Konektivitas dan Ekonomi Loka
Nano influencer memiliki jangkauan lebih kecil namun engagement lebih tinggi, sementara mega influencer memiliki jangkauan luas namun engagement lebih rendah. Pemilihan influencer tergantung pada tujuan kampanye: meningkatkan awareness atau mendorong konversi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement