Tips dari Dokter Bedah Plastik, Yuk Ketahui Faktor Penyebab Rambut Rontok dan Cara Mengatasinya!
Salah satu permasalahan umum pada rambut yang sering dialami oleh orang dari berbagai usia dan jenis kelamin adalah rambut rontok. Rambut rontok secara berlebihan bisa menjadi penyebab kebotakan yang menurunkan kepercayaan diri seseorang.
Kebotakan lazimnya dialami oleh orang yang berusia di atas 50 tahun. Namun, ternyata kebotakan juga bisa dialami oleh kelompok usia yang lebih muda tak peduli pria atau wanita.
Baca Juga: Siap Dongkrak Produksi Alat Kesehatan Lokal, Proline Lakukan Topping Off Pabrik ke-2
Mengutip dari keterangan resminya, Dokter Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik dari The Clinic Beautylosophy, Nur Anindhawati, menjelaskan bahwa rambut yang rontok adalah hal yang normal. Manusia rata-rata bisa kehilangan sekitar 80 – 100 helai rambut per harinya.
“Kondisi tersebut masih dianggap normal tetapi jika kerontokan sudah berlebih maka bisa jadi adanya masalah para rambut,” kata Nur, dikutip oleh Warta Ekonomi, Selasa (25/6/2024).
Nur mengatakan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan kerontokan pada rambut mulai dari faktor hormon, genetika, kondisi medis, hingga gaya hidup. Salah satu penyebab utama kerontokan rambut pada manusia yakni faktor genetika.
Bagi pria, pola kebotakan genetika biasanya dimulai dari garis rambut yang mundur dan menipis di bagian pincah kepala. Sedangkan pada wanita, penipisan cenderung terjadi di seluruh kulit kepala terutama pada bagian atas.
“Penipisan rambut akibat faktor genetic terjadi di berbagai area tetapi yang paling terpengaruh di bagian depan sedangkan di area belakang paling tidak terpengaruh,” ucapnya.
Selain itu, faktor perubahan hormon bisa memengaruhi siklus pertumbuhan rambut sehingga menyebabkan kerontokan. Sehingga, hormon yang naik turun tersebut bisa mengganggu fase pertumbuhan rambut.
Baca Juga: Krusialnya Masalah Pusat Data Nasional hingga Inafis, Objek Vital Indonesia dalam Bahaya
Faktor lainnya, lanjut Nur, bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan fisik dan kesehatan mental atau stress. Ketika stress terjadi, maka tubuh sebetulnya mengalami rasa nyeri yang secara tidak langsung mengeluarkan gejala kimia dari dalam tubuh.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement