Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengenal Vasektomi, Kontrasepsi Pria Minim Peminat dan Segala Mitosnya

Mengenal Vasektomi, Kontrasepsi Pria Minim Peminat dan Segala Mitosnya Kredit Foto: Istimewa

“Vasektomi, dalam program (BKKBN) disebut juga kontrasepsi mantap (kontap), sangat efektif untuk mencegah kehamilan lebih dari 99%. Kegagalan mungkin saja terjadi, namun angkanya sangat kecil, yaitu sekitar 1 per 1.000 dalam satu tahun pertama,” ujar Fajar kepada Warta Ekonomi, Kamis (27/6/2024).

Vasektomi pun cukup efektif untuk mencegah kehamilan pada pasangan dengan angka kegagalan yang cukup kecil. Dengan catatan, teknik operasinya sudah benar.

Baca Juga: Beri Instruksi Tegas, Perintah Jokowi Soal Diserangnya Pusat Data Nasional (PDN)

BKKBN, kata Fajar, sudah melakukan sosialisasi tentang kontrasepsi termasuk vasektomi untuk perencanaan keluarga. Ketika disinggung perihal angka vasektomi yang rendah, Fajar menjelaskan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang menganggap bahwa KB hanya urusan perempuan.

“Padahal, perencanaan dalam sebuah keluarga menjadi tanggung jawab bersama. Selain itu, karena pilihan kontrasepsi bagi wanita lebih banyak dibandingkan untuk pria, yang saat ini masih terbatas hanya vasektomi dan kondom,” jelas Fajar.

Di sisi lain, vasektomi kurang dinikmati lantaran ketakutan seseorang terhadap tindakan operasi. Sosialisasi vasektomi juga kurang massif lantaran selama ini masyarakat hanya tahu jika KB biasanya untuk perempuan saja. Kekhawatiran lainnya adalah vasektomi bersifat permanen.

“Jadi mungkin banyak yang takut suatu saat ingin punya anak lagi, nanti susah,” tutur Fajar.

Padahal, menurut Fajar orang yang melakukan vasektomi bisa memulihkan kesuburannya melalui tindakan rekanalisasi atau penyambungan kembali saluran sperma. Akan tetapi, hal ini perlu disoroti karena angka keberhasilannya yang masih rendah. Selain angka keberhasilan yang rendah, tindakan operasi pun bakal sulit.

Maka dari itu, sebelum memutuskan untuk melakukan vasektomi maupun memiliki anak, diperlukan komunikasi, edukasi, informasi, serta konseling oleh tenaga kesehatan guna memastikan mereka yang hendak vasektomi sudah mantap takkan menambah anak lagi.

Kendati demikian, Fajar menyebut bahwa bukan berarti tindakan tersebut tanpa risiko. Pria yang melakukan vasektomi bakal mengalami beberapa efek samping seperti rasa nyeri, pendarahan, dan infeksi pada bekas luka tindakan. Selain itu, dapat terjadi rekanalisasi secara spontan, yang memungkinkan terjadinya kehamilan pada pasangan.

Baca Juga: Sebaiknya Jangan Minum Kopi Setiap Hari, Lihat Efek Sampingnya!

“Jika hal tersebut terjadi, segera datang ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan penanganan,” kata Fajar.

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: