Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

5 BBM Alternatif Dikembangkan Indonesia, Ada Bahan Dasarnya Pakai Sawit!

5 BBM Alternatif Dikembangkan Indonesia, Ada Bahan Dasarnya Pakai Sawit! Kredit Foto: Antara/Fauzan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saat ini Indonesia masih menjadi pecandu bahan bakar minyak (BBM) untuk sektor transportasi. Hal tersebut dibuktikan oleh tingginya permintaan BBM dalam negeri. Diikuti dengan tingginya impor BBM di Indonesia.

Total impor produk BBM pada tahun 2023 saja sebesar 26,8 juta kilo liter (kl). Sedangkan, pada tahun yang sama konsumsi BBM dalam negeri secara keseluruhan tercatat 36 juta kl khususnya jenis bensin atau gasoline.

Baca Juga: Masuk Juli, Harga Indeks Pasar Biodiesel Sawit Tercatat Naik Rp384/Liter

Penjualan BBM pada tahun 2023 lalu berdasarkan catatan dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia mencapai 80,4 juta Kl. Yang mana, penjualan tertinggi untuk produk BBM adalah biogasoil sebesar 35,7 juta kl. Disusul gasoline RON 90 sebesar 30,2 juta kl.

Di satu sisi, dunia termasuk Indonesia sedang berusaha untuk mengurangi sumbangan emisi karbon melalui target Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 nanti. adapun salah satu upaya yang terus digenjot adalah mengurangi konsumsi BBM yang dinilai bisa menghasilkan emisi karbon yang tinggi.

Lantas, apa saja bahan bakar pengganti BBM yang bisa digunakan di dalam negeri sendiri? Dilansir dari berbagai sumber, Kamis (4/7/2024) berikut adalah daftar alternatif pengganti BBM bensin

  • Bioetanol

Saat ini Indonesia sedang mengembangkan sumber bahan bakar pengganti BBM yang berasal dari tetes tebu atau biasa yang disebut molase menjadi bioethanol. Bioethanol sendiri digunakan sebagai bahan campuran BBM.

Menurut Edi Wibowo selaku Direktur Bioenergi EBTKE Kementerian ESDM, ada aturan yang mencakup diversifikasi tanaman penghasil bioethanol seperti jagung, padi, singkong dan sorgum.

Produksi bioethanol di Indonesia saat ini baru mencapai sekitar 40 ribu kiloliter (KL) per tahunnya. Adapun untuk tahun 2030 nanti, pemerintah menargetkan mencapai produksi sebanyak 1,2 juta KL. Harapannya adalah bisa mengurangi impor BBM sebesar 60%. Khususnya pada jenis bensin yang mencapai 35,8 juta KL.

  • Bioavtur

Untuk menyediakan Bahan Bakar Minyak (BBM) ramah lingkungan di Indonesia, Subholding Refining & Petrochemical Pertamina berkomitmen membuat BBM ‘hijau’ berbasis minyak sawit (CPO) baik untuk solar maupun avtur.

Baca Juga: PKS Minta Pemerintah Turunkan Harga BBM di Awal Juli, Sebab SPBU Swasata Sudah Melakukannya

Menurut penjelasan dari Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional, Taufik Aditiyawarman, pihaknya saat ini telah berhasil memproduksi bahan bakar pesawat jenis Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bioavtur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: