Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPDPKS dan Kementan Kolaborasi Genjot Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat

BPDPKS dan Kementan Kolaborasi Genjot Realisasi Peremajaan Sawit Rakyat Kredit Foto: ANJ
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya untuk meningkatkan realisasi pendanaan Program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) serta Sarana dan Prasarana Perkebunan Kelapa Sawit. 

Adapun sasaran dari program ini yakni pekebun rakyat. Tujuannya adalah meningkatkan produktivitas kebun rakyat. Untuk merealisasikan hal tersebut serta memecahkan permasalahan dalam program PSR, BPDPKS memerlukan dukungan semua pihak terkait.

Baca Juga: PSR Adalah Kunci, Mengenal Instrumen Stabilitas Minyak Sawit dan Kesejahteraan Petani Rakyat

“Realisasi Program Peremajaan Sawit Rakyat Tahun 2023 sebesar Rp1,716 triliun untuk lahan seluas 53.012 hektar dan 21.910 pekebun. Sedangkan Tahun 2022 realisasi sebesar Rp1,054 triliun untuk lahan seluas 30.639 hektar dan 14.484 pekebun,” ucap Direktur Perencanaan dan Pengelolaan Dana BPDPKS sekaligus Plt. Direktur Kemitraan BPDPKS, Kabul Wijayanto, kepada Warta Ekonomi, Kamis (20/6/2024).

Ketika disinggung perihal subsidi pupuk bagi petani sawit, BPDPKS menegaskan bahwa urusan tersebut berada di luar ranah mereka. Kendati demikian, BPDPKS bersama Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Ditjenbun Kementan) menyalurkan pendanaan sarana dan prasarana perkebunan kelapa sawit bagi para petani. Antara lain berupa pupuk, bibit, dan pestisida sebagai upaya meningkatkan produktivias kebun sawit rakyat.

Selain program tersebut, BPDPKS juga berkomitmen memberikan pendanaan kegiatan yang mendukung terwujudnya kelapa sawit Indonesia yang berkelanjutan, termasuk dalam peningkatan produktivitas, maupun dalam dukungan penyerapan minyak sawit melalui hilirisasi.

Program tersebut antara lain peremajaan sawit rakyat melalui penanaman kembali dengan bibit yang lebih baik (replanting), meningkatkan sarana dan prasarana pekebunan sawit agar memangkas tingginya ongkos produksi, membangun dashboard komoditas untuk data sawit yang sama dan seragam.

Lalu, untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi serta mendorong penciptaan produk atau pasar baru sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani, BPDPKS mendorong gencarnya penelitian dan pengembangan khususnya di bidang sumber daya manusia (SDM). Program terakhir yakni insentif biodiesel dan hilirisasi.

Baca Juga: Program Hilirisasi Sawit, Kunci Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

“Program ini ditujukan selain untuk meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit rakyat, juga untuk meningkatkan kesejahteraan pekebun itu sendiri,” jelas Kabul.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: