Mantan Dirut BEI Imbau Investor Ritel: Jangan Gunakan Bursa Saham Sebagai Arena Judi
Mantan Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Hasan Zeh Mahmud, mengimbau para investor ritel untuk menghindari transaksi short selling. Menurutnya, praktik ini hanya akan merugikan investor ritel yang tidak memiliki kemampuan untuk mengendalikan harga saham di pasar.
Hasan mengajak para investor ritel untuk menyadari bahwa jumlah mereka yang banyak sejatinya hanya merupakan sempalan di pasar.
"Di BEI, pemilik besar adalah pembuat harga, sementara investor ritel kita hanya price takers yang tidak mampu menentukan harga," ujar Hasan.
Ia juga meminta agar investor ritel lebih bijaksana dalam memperkirakan kemampuan finansial sebelum menggunakan fasilitas pinjaman dalam transaksi apapun di bursa.
"Berhentilah menggunakan bursa saham sebagai arena judi. Manfaatkan bursa saham sebagai sarana meningkatkan kesejahteraan, bukan arena judi dan bunuh diri," tegas Hasan.
Sementara itu, otoritas bursa membutuhkan partisipasi investor ritel untuk meramaikan transaksi dan menaikkan pendapatan fee.
Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota BEI, Irfan Susandi, menyatakan bahwa short selling berpotensi meningkatkan volume transaksi saham, seperti yang telah terjadi di beberapa negara lain.
Baca Juga: Wah, Smelter Nikel Pertama dari Investasi Domestik Siap Commissioning Akhir Tahun 2024
"Turnover short selling di beberapa bursa efek seperti Malaysia 2%, Thailand 5%, Hongkong 17%, dan Singapura 8%. Untuk di pasar modal Indonesia sendiri, karena ini sesuatu yang baru akan diperkenalkan, kami menargetkan turnover transaksi short selling sekitar 2% hingga 3% dari daily turnover yang ada saat ini," ungkap Irfan pada Minggu, 30 Juni 2024.
Irfan berharap dengan perkembangan bisnis ini, lebih banyak investor yang mengetahui risiko dan imbal hasil dari perdagangan short selling, sehingga semakin banyak anggota bursa yang berpartisipasi dalam satu hingga tiga tahun mendatang.
Saat ini, rata-rata transaksi harian saham masih di kisaran Rp12,21 triliun, di bawah target BEI sebesar Rp12,5 triliun untuk tahun ini. Dengan target 2% hingga 3% transaksi short selling, setidaknya ada nilai turnover berkisar Rp240 miliar sampai Rp360 miliar.
Dengan berbagai pandangan ini, para investor diharapkan dapat lebih bijak dalam mengambil keputusan investasi, memahami risiko yang ada, dan tetap fokus pada tujuan utama berinvestasi untuk meningkatkan kesejahteraan, bukan spekulasi semata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement