- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Wah, Smelter Nikel Pertama dari Investasi Domestik Siap Commissioning Akhir Tahun 2024
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif meninjau langsung progres pembangunan smelter nikel milik PT. Ceria Nugraha Indotama (Ceria). Pembangunan smelter nikel ini termasuk dalam proyek strategi nasional (PSN) dan merupakan smelter pertama yang didanai oleh investor domestik.
“Ini mungkin project financing pertama yang dilakukan, nah ini masih banyak lagi national financial yang memang bisa kita lihat opportunity-nya dan didukung, nanti terutama juga untuk di migas. Karena pemerintah tengah menggenjot infrastruktur energi, selain juga program hilirisasi dalam pemrosesan sumber daya mineral kita," ujar Arifin dilansir Rabu (03/07/2024).
Baca Juga: Kementerian ESDM Dorong Produk AC yang Hemat Energi
Arifin menjabarkan, di tahap awal smelter nikel Ceria akan dibangun 1 jalur produksi (1 x 72 MVA) untuk mengolah bijih nikel saprolit, dan kedepannya akan dibangun sebanyak empat lajur produksi (4 X 72 MVA) secara bertahap dengan kapasitas produksi 252.700 ton per tahun. Smelter nikel ini dilengkapi teknologi Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) sehingga mampu mengolah bijih nikel hingga menjadi nickel pig iron (NPI).
"Saya berkesempatan melihat kemajuan fisik proyek smelter dari Ceria, kita harapkan bahwa mechanical completion bisa selesai Oktober dan bisa commissioning di akhir tahun ini," ujarnya.
Selanjutnya, Arifin menerangkan bahwa proyek fasilitas pemurnian bijih nikel milik Ceria ini merupakan proyek smelter Indonesia pertama yang didanai oleh perbankan nasional, yakni PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan pihaknya mendukung penuh pembangunan smelter nikel Ceria. Dirinya pun optimis bahwa proyek ini akan selesai tepat waktu.
"Kita melihat kesungguhan dari Ceria untuk menyelesaukan proyek ini, termasuk mengupayakan energi yang dibutuhkan dan sudah dialiri listrik oleh PT. PLN dan insya Allah akan membuat rencana berjalan dengan lancar," tutupnya.
Sementara itu, CEO Ceria Group Derian Sakmiwata mengungkapkan bahwa smelter RKEF Ceria jalur 1 akan beroperasi dalam dua hingga tiga bulan ke depan.
"Ukuran furnacenya 72 MVA ini yang nanti akan input raw mineral sebesar 1,4 juta metrik ton per tahun di kadar 1,59," urai Derian.
Derian menyebut, ini merupakan langkah awal Ceria, dan masih memiliki target membangun 4 jalur RKEF yang akan dibangun secara bertahap. Pihaknya juga akan membangun smelter dengan teknologi HPAL (High Pressure Acid Leaching) sehingga seluruh aktivitas industri Ceria dipastikan berpedoman terhadap kaidah Environment, Social and Governance (ESG).
Baca Juga: PLN dan ESDM 'Goes to School': Konversi Motor BBM ke Motor Listrik untuk Transisi Energi
"Saat ini Ceria juga aktif untuk menerapkan IRMA (Initiative for Responsibility Mining Assurance), ini adalah cara Ceria untuk mengupgrade pola operasi untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan dan sosial lebih detail lagi untuk mencegah bahaya-bahaya historis yang bisa terjadi lagi dan mencegah bahaya-bahaya yang akan terjadi," tutup Derian.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement