Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prabowo Setuju Pilih Makan Siang Gratis Dibanding IKN

Prabowo Setuju Pilih Makan Siang Gratis Dibanding IKN Prabowo Subianto menghadiri acara pertemuan relawan Erick Thohir Alumni Amerika Serikat (ETAS) yang digelar di Plaza Senayan, Jakarta, Senin (22/1). | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik Rocky Gerung menilai Presiden terpilih Prabowo Subianto setuju memilih program makan siang gratis dibandingkan melanjutkan proyek pembangunan dan pemindahan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Hal tersebut tercermin melalui pernyataan Ketua Dewan Penasehat Partai Gerindra Soedradjad Djiwandono yang mengaku lebih memilih program makan siang gratis dibanding melanjutkan IKN.

Baca Juga: Prabowo Subianto Diharapkan Perbaiki Tata Kelola Sawit

"Tetapi yang lebih menarik lagi bukan karena Soedradjad Djiwandono adalah ekonom, tapi dia adalah pengurus Partai Gerindra, jadi itu official statement dari Soedradjad Djiwandono dan itu artinya Pak Prabowo setuju sebetulnya kan," ungkapnya, dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (8/7).

Sebelumnya, anggota Dewan Pakar Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming, Soedradjad Djiwandono, menyatakan sebagai seorang ekonom dirinya lebih memilih program makan siang gratis dibanding IKN.

"Sebagai seorang ekonom yang enggak bisa bohong dalam soal ini saya mengatakan ya saya memilih yang makan siang bergizi karena saya tahu bahwa itu akan bisa dilaksanakan segera," kata kata Soedradjad dalam Mid Year Banking & Economic Outlook 2024 yang diadakan Infobank, dikutip Jumat (5/7), dikutip dari katadata.

Program makan siang gratis sekarang sudah diubah menjadi program makan bergizi gratis dengan anggaran Rp71 triliun dalam rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau RAPBN 2025. "Kita sudah memperhitungkan secara rinci biayanya. Siapa yang akan menerima dan seterusnya," kata dia.

Untuk program IKN, kakak ipar Prabowo itu mengatakan perkiraan anggarannya sampai sekarang belum jelas, tapi bukan berarti dirinya ingin program tersebut tidak berlanjut. "Air bersih saja belum ada, jadi pembiayaannya jelas luar biasa besarnya. Siapa saya mau menggagalkan suatu program yang demikian besar," ujarnya.

Ia pun menerima banyak kritikan atas sikapnya yang memilih makan siang gartis daripada IKN. "Mereka bilang seolah-olah saya akan memisahkan antara Prabowo dengan Pak Joko Widodo. Saya enggak pernah tidak setuju dengan pemindahan, hanya mestinya dipikirkan secara matang," tekannya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: