Elite Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Wisnu Wijaya mengkritik keras wacana pinjaman online (pinjol) untuk biaya kuliah mahasiswa dari Indonesia. Ia mengatakan bahwa akar masalah sebenarnya adalah kesenjangan anggaran untuk pendidikan di Indonesia.
Wisnu mengatakan bahwa ketimpangan anggaran antara perguruan tinggi negeri dan sekolah kedinasan kementerian/lembaga begitu besar karena mereka hanya menerima sedikit anggaran dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Baca Juga: R Tak Cuma Gunakan Data Pelamar Kerja untuk Pinjol, Uang Rp1 Miliar Lebih Ikut Raib!
“Dari 20 persen APBN yang dialokasikan untuk pendidikan ternyata Perguruan Tinggi Negeri (PTN) hanya menerima Rp7 triliun, sementara Rp32 triliun untuk perguruan tinggi yang diselenggarakan kementerian/lembaga (PTKL) atau lebih besar 4,5 kali lipat dibandingkan PTN,” jelas dilansir Rabu (10/07/2024).
Wisnu mengatakan, pemerintah juga hanya memberikan bantuan biaya pendidikan tinggi untuk setiap mahasiswa di PTN sebesar Rp3 juta per semester. Jauh berbeda dengan bantuan pendidikan yang diperoleh mahasiswa di PTKL yang bisa mencapai Rp 16-20 juta per semester.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy mendukung opsi pembayaran uang kuliah tunggal menggunakan pinjol. Ia menyebut cara itu bagus bagi mahasiswa agar memiliki fighting spirit, bertanggung jawab, dan berani ambil risiko.
Baca Juga: Menkominfo Budi: Judi Slot dan Pinjol Ilegal Ini Adik-kakak!
“Bahwa dia ketika kekurangan dana, dia harus berusaha, tidak hanya minta tolong termasuk orang tuanya, apalagi kalau dia mengambil jurusan-jurusan yang prospektif, kenapa tidak? Kalau itu nanti pembayarannya bisa ditunda setelah dia nanti berpenghasilan ya kan. Jadi maksudnya, kita harus lakukan kerja-kerja kreatif,” kata Muhadjir.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement