Bapanas Sebut Impor Akan Dilakukan Untuk Dukung Program Makan Bergizi Prabowo
Sekretaris Utama Badan Pangan Nasional (Bapanas), Sarwo Edhy, mengaku tidak menampik bahwa pemerintah akan melakukan impor demi memuluskan program makan siang gratis alias makan bergizi gratis yang digagas oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih pada Pemilu 2024, Prabowo – Gibran.
Menurut Sarwo Edhy, pihaknya mendukung penuh program makan bergizi gratis tersebut. Dirinya juga menjelaskan bahwa impor tidak menutup kemungkinan akan dilakukan apabila bahan pangan hingga susu yang dibutuhkan untuk program tersebut dirasa kurang.
“Program makan gratis mungkin logikanya kalau produksinya kurang ya pasti impor, hanya besarannya belum tahu karena memang masih dihitung berapa jumlahnya,” ujarnya kepada awak media, Senin (29/7/2024).
Pihaknya mengungkapkan akan melakukan serangkaian pengoptimalan anggaran untuk program makan siang dan susu gratis ini. Dirinya mengklaim jika saat ini pemerintah tengah hitung-hitung anggaran yang akan diberikan dan siapa saja target yang menerima.
“Masih dihitung berapa jumlah yang akan diberikan apakah itu mulai dari TK, SD, SMP, SMA, atau mungkin hanya untuk SD atau SMP, tentunya disesuaikan dengan anggaran yang tersedia di pemerintah,” ungkap dia.
Baca Juga: Menteri Pertanian Pertanyakan Krisis Pupuk Subsidi di Wilayah Lumbung Beras
Program makan siang gratis ini, sambung Sarwo Edhy, sejalan dengan program yang digagas oleh Bapanas. Yakni program beragam, bergizi, seimbang dana man (B2SA) serta program Genius yang mana program tersebut membeirkan makan kepada siswa SD dan SMP di sejumlah daerah.
“Untuk 2025 ini kita akan lakukan untuk 350 sekolahan, tentunya yang tersebar di Kabupaten/Kota yang telah terinventarisir, itu juga makan siang gratis tapi polanya B2SA,” tuturnya.
Untuk diketahui, sebelumnya Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) mengaku khawatir dengan rencana program susu gratis tersebut.
Berdasarkan keterangan dari Ketua Umum GAPMMI, Andhi Lukman, program tersebut dinilai sangat bergantung pada impor susu akibat penyerapan produksi lokal yang masih belum memadai.
"Saat ini, produksi susu lokal sudah mampu mencukupi 100% kebutuhan dalam negeri, namun masih belum optimal," ujarnya beberapa waktu lalu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement