Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat jika posisi utang pemerintah hingga semester I-2024 atau per Juni 2024 kini mencapai total Rp8.444,87 triliun. Angka tersebut diketahui naik sebanyak 1,09% apabila dibandingkan dengan akhir Mei yang hanya sebesar Rp8.353,02 triliun.
Rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sementara itu naik sebesar 39,13%. Angka tersebut juga meningkat dari rasio utang terhadpa PDB bulan sebelumnya yang hanya sebesar 38,71%.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, mengklaim jika rasio utang pada periode tersebut masih dalam batas wajar dan aman. Dirinya mengindikasikan bahwa pengelolaan utang masih prudent.
Akan tetapi, sambungnya, arah rasio utang terhadpa PDB ke depannya bakal sangat bergantung pada proyeksi defisit fiskal.
"Apabila defisit fiskal masih terjaga di bawah 3% terhadap PDB, kami melihat bahwa untuk rasio utang terhadap PDB masih akan tetap stabil," ujar Josua dalam keterangan resminya, Selasa (30/7/2024).
Josua memperkirakan rasio utang masih akan tetap berada pada kisaran 39% hingga 40% dari PDB. Dengan catatan, pemerintah mampu menjaga defisit fiskal di bawah 3% PDB.
"Belum ada indikasi bahwa kenaikan utang ini akan meningkat di atas level itu," katanya.
Dirinya mengamati jika beban pembayaran utang masih akan cukup tinggi pada periode 2025 hingga 2026 nanti. akan tetapi, setelah itu dia merasa beban pembayaran utang pemerintah cenderung akan mulai melandai atau ada normalisasi.
Baca Juga: Prabowo Terima Warisan Utang Lebih dari Rp372 Triliun ke China
Meskipun demikian, dirinya juga mengingatkan bahwa faktor penting yakni kenaikan utang pemerintah seharusnya juga diikuti dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Mengingat hal tersebut juga akan menjadi salah satu hal yang dilihat oleh lembaga rating internasional.
"Kalau kenaikan utang tidak bisa merefleksikan pertumbuhan ekonomi yang cukup solid tentunya ini akan menjadi pertanyaan besar bahwa produktivitas dari utang cenderung menurun, kalau pertumbuhan ekonomi kita hanya akan ada di kisaran 5%-an saja," imbuhnya.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, perekonomian Indonesia pada kuartal I-2024 tumbuh 5,11% secara year on year (YoY). Pertumbuhan ekonomi ini meningkat dari kuartal IV-2023 yang hanya 5,04%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement