Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ketua IBI: Teknologi AI Bak Pisau Bermata Dua, Awas Serangan Siber

Ketua IBI: Teknologi AI Bak Pisau Bermata Dua, Awas Serangan Siber Kredit Foto: BCA.
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Ikatan Bankir Indonesia (IBI), Haryanto T. Budiman dalam acara Indonesia Best Bank Award 2024, di Jakarta, Rabu (31/7/2024), menyampaikan pandangannya terkait perubahan teknologi yang semakin canggih seperti Artificial Intelligence (AI) yang marak digunakan di seluruh sektor industri termasuk perbankan.

Haryanto mengatakan technology impact in banking, business-led strategy terhadap penggunaan teknologi AI itu banyak benefitnya, Efficiency, Enhance customer experience, berbagai inovasi, Productivity dan improvement.

Baca Juga: Persaingan Kian Ketat, Adopsi Teknologi Kecerdasan Buatan Tak Bisa Dihindari

"Kita lihat juga di BCA kita gunakan, untuk ngisi ATM misalnya. Kita tahu kapan mesin ini harus diisi, karena kita tahu pattern-nya seperti apa, AI bisa ngasih tahu, Anda harus lakukan kapan untuk isi ATM. Supaya ATMnya tetap on. Demikian juga untuk general operational. Dan ini sangat membantu kita," kata Haryanto.

Lebih jauh, Dia menyampaikan untuk fraud detection tidak bisa hanya mengandalkan manual, harus menggunakan AI untuk dapat menentukan apakah transaksi ini fraudulent (Penipuan) atau tidak. Selain itu, dalam memberikan layanan kredit, saat ini bank juga sudah menggunakan teknologi AI untuk menganalisa calon nasabah.

"Juga untuk onboarding proses, untuk data analytics yang kita gunakan, untuk menentukan apakah seseorang layak diberikan KPR atau kartu kredit atau kredit kendaraan bermotor, Kita bisa menggunakan AI juga," jelasnya.

Namun, menurut Haryanto teknologi AI ini seperti pisau bermata dua. Teknologi ini sangat membantu dari segi efisiensi, tetapi juga bisa berdampak sangat-sangat buruk khususnya serangan siber. 

Baca Juga: Jadi Sasaran Empuk Serangan Siber, OJK Minta Bank Perketat Ketahanan Siber

"Karena orang jahat juga bisa menggunakan AI untuk menyerang kita. Jadi kalau misalnya teknologi memungkinkan bank beroperasi 24 jam sehari, 365 hari setahun, orang jahat juga bisa menggunakan AI untuk menyerang kita. 365 hari, 24 jam sehari," paparnya.

Meskipun gen AI juga memiliki kelemahan, namun Haryanto meyakinkan semakin kuatnya computational power ini akan berdampak luar biasa pada kehidupan, demikian juga di sektor perbankan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: