Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pembiayaan Baru Turun 2 Persen di Semester I 2024, Adira Finance Beberkan Alasannya

Pembiayaan Baru Turun 2 Persen di Semester I 2024, Adira Finance Beberkan Alasannya Kredit Foto: Fajar Sulaiman
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (Adira Finance) pada semester I 2024, mencatat pembiayaan baru sedikit mengalami penurunan sebesar 2% menjadi Rp20 triliun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Di sisi lain, piutang pembiayaan yang dikelola Perusahaan (termasuk pembiayaan bersama) mengalami pertumbuhan sebesar 15% y/y menjadi Rp58,4triliun.

Dewa Made Susila, Presiden Direktur Adira Finance mengatakan, turunnya pembiayaan baru Adira Finance disebabkan oleh lesunya penjualan kendaraan bermotor dan menurunnya daya beli masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah.

Seperti diketahui, di tengah stagnasi ekonomi global, perekonomian domestik pada pertengahan tahun 2024 dihadapkan pada tantangan yang ditandai dengan penurunan permintaan akibat peningkatan harga khususnya kebutuhan pokok,  pelemahan kinerja manufaktur, dan pelemahan nilai tukar.

Baca Juga: Adira Finance Umumkan Ratusan Pemenang Program Umrah untuk Sahabat

Industri otomotif juga dihadapkan dengan tantangan dimana penjualan ritel mobil baru mengalami penurunan sebesar 15% y/y menjadi 432 ribu unit selama semester pertama 2024. Sementara untuk penjualan sepeda motor baru relatif stabil yaitu sebesar 3 juta unit. Hal tersebut dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yang relatif menurun, suku bunga yang masih tinggi, serta depresiasi nilai tukar Rupiah.

Menurut Dewa Made Susila, ada dua faktor yang menyebabkan daya beli masyarakat melemah khususnya bagi masyarakat menengah ke bawah. Yang pertama lapangan pekerjaan dan yang kedua inflasi pangan.

"Kita ini yang paling berdampak bagi masyarakat menengah bawah yakni pekerjaan dan inflasi jadi kalau mau memperkuat daya beli harusnya investasi, pabrik nambah jangan sampai ada yang tutup. menjaga lapangan pekerjaan salah satunya dgn digitalisasi," ujar Dewa Made Susila kepada wartawan di Jakarta, baru-baru ini.

Selain pekerjaan, Ia bilang, inflasi khususnya kelompok makanan juga memberikan dampak bagi penurunan daya beli masyarakat. Untuk diketahui, pada Maret 2024 inflasi volatile food sempat menyentuh 10,33% (yoy) sebelum akhirnya menurun menjadi 9,63% (yoy) di April 2024, 8,14% (yoy) di Mei 2024, dan 5,96% di Juni 2024.

"Kedua itu inflasi, bagaimana pun makanan porsi terbesar bagi masyarakat menengah bawah kalau makanan naik kan daya beli mereka turun. Hampir semua bahan kita impor ya jadi  inflasi itu spesifik bahan makanan tinggi sekali," imbuhnya.

Untuk menyiasati hal ini, Adira Finance akan terus menerapkan berbagai inisiatif strategi salah satunya adalah terus mengembangkan bisnis non-otomotif seperti pinjaman multiguna. Sepanjang semester pertama tahun 2024, perusahaan mencatat pertumbuhan pembiayaan baru di segmen non-otomotif sebesar 21% y/y, mencapai Rp 4,6triliun. Pembiayaan multiguna berkontribusi terbesar dalam pembiayaan non-otomotif perusahaan.

Baca Juga: Jangkau Konsumen, Adira Finance Kembali Ramaikan DXPO by Danamon

"Selain itu, Perusahaan mencatatkan pembiayaan baru di segmen syariah sebesar Rp4,3 triliun atau mewakili 22% dari total pembiayaan baru. Untuk dapat mendorong pertumbuhan pembiayaan syariah, Perusahaan akan terus melakukan kegiatan pemasaran, ekspansi dari kanal-kanal penjualan di komunitas syariah, serta memaksimalkan penjualan produk syariah khususnya non-otomotif seperti produk AMANAH (Adira Multi Dana Syariah)," jelas Made.

Di sisi lain, sebagai bagian dari komitmen terhadap transisi energi bersih di Indonesia, Adira Finance menyediakan pembiayaan untuk kendaraan listrik (EV), mencakup sepeda motor dan mobil, melalui kerja sama dengan berbagai merek dan dealer kendaraan listrik. Sepanjang semester I-2024, pembiayaan kendaraan listrik Adira Finance meningkat signifikan, mencapai Rp178 miliar.

"Untuk dapat terus meningkatkan penyaluran pembiayaan, Adira Finance memperluas jaringan bisnisnya secara selektif di wilayah-wilayah yang berpotensi tinggi. Hingga 30 Juni 2024, Adira Finance telah mengoperasikan 476 jaringan bisnis di seluruh Indonesia, termasuk cabang syariah," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: