Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Islamic Marketing Forum Kolaborasi dengan ESQ dan Markplus Institute Bahas Tren & Peluang Halal Industry

Islamic Marketing Forum Kolaborasi dengan ESQ dan Markplus Institute Bahas Tren & Peluang Halal Industry Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Industri halal di Indonesia selalu menarik untuk kaji, hal ini tidak terlepas dari perkembangannya yang sangat pesat. Sebagai upaya untuk mengulas isu tersebut, ESQ Leadership Center beserta ESQ Business School menyelenggarakan Islamic Marketing Forum dengan Markplus Institute yang menghadirkan pembicara ahli di dalamnya. 

Hadir berbagai narasumber dari berbagai pakar di bidangnya, seperti Founder ESQ Leadership Center, Ary Ginanjar Agustian, 3 guest speaker yakni Vice President Bank Muamalat Indonesia, Marissa Widyanti, COO Markplus Institute, Ardhi Ridwansyah, dan Brand Manager Paragon Technology and Innovation, Kimiko Hikari.

Menurut Ary Ginanjar, Indonesia tidak boleh tertinggal Industri halal nya dan harus menjadi rumah industri halal di negeri sendiri. 

“Halal industri menjadi ekonomi baru yang telah berkembang di manca negara, tentu Indonesia tidak boleh tertinggal. Tidak cukup hanya paham produk, price, dan distribusi tanpa promosi, marketing. Alhamdulillah kita sudah berfokus pada industri dan sertifikasi halal, tapi bagaimana mampu mempromosikan dan marketingnya? Ini semua tentu punya strategi khusus,” ujar Ary Ginanjar dalam forum tersebut yang dihadiri oleh lebih dari 220 orang.

“Inilah Islamic Marketing baru yang mudah-mudahan akan menjadikan Indonesia tuan rumah atau rumah halal industri,” tambahnya.  

Kemudian, Manager Paragon Technology and Innovation, Kimiko menjelaskan, bahwa halal itu biasanya didefinisikan untuk kaum muslimin, namun dalam prakteknya halal harus memiliki value untuk seluruh konsumen. 

Baca Juga: Raih Piala Indonesia Emas Corporate Culture Award dari ESQ, BI Apresiasi Kontribusi Ary Ginanjar

“Sebagai brand, bukan hanya halal saja yang dibutuhkan, namun value universal yang berkaitan dengan value halal, seperti halnya kualitas brand untuk tetap halal pasti berkaitan dengan value universal. Orang-orang menginginkan kualitas yang baik, melalui proses yang benar, ” ucapnya.  

Narasumber lainnya Vice President Bank Muamalat Indonesia, Marissa menjabarkan dari segi perbankan, yang terjadi di Bank Muamalat Indonesia mengenai perluasan pasar bagi industri halal.

“Sebagai profesional di perbankan syariah, kita melihat nasabah muslim sebetulnya kebutuhan mereka kembali pada rukun Islam. Syahadat, Sholat, Puasa, Zakat, Haji. Kemudian bagaimana kita bisa mengcover kebutuhan ini. Mulai dari sholat, kita menyediakan pengingat sholat dalam aplikasi. Kebutuhan sedekah dan zakat, kita menawarkan produk yang memudahkan nasabah berinfaq, waqaf, dan banyak kerjasama dengan ZIS di Indonesia. Ketika sudah bulan puasa, kita menawarkan produk dan program yang relevan sesuai dengan kebutuhan terutama Idul Fitri,” jabarnya.

“Tak lupa juga ibadah Haji dan Umroh, banyak orang yang masih menunggu waktu haji dan mereka bisa ditawarkan dengan ibadah Umroh. Dengan adanya sosial media, sosialisasi ibadah Umroh sangat masif, sehingga terjadi permintaan yang sangat besar untuk Umroh. Di sini kita masukkan kerjasama dengan travel, menawarkan benefit kepada nasabah,” imbuhnya. 

Adapun narasumber terakhir, COO Markplus Institute, Ardhi mengungkapkan untuk menjangkau segmen lebih luas, dapat menggunakan cara product management dengan memberikan nilai kepada calon konsumen seperti mempertimbangkan apa yang diberikan dan apa yang didapatkan.

Baca Juga: Bank BJB Bersyukur Raih Penghargaan Indonesia Emas Corporate Culture Award dari ESQ

“Yang bisa kita berikan adalah adanya manfaat fungsional, emosional, dan yang penting dalam industri halal adalah manfaat spiritual atau sosial. Contoh dari manfaat spiritual adalah ketenangan hati karena produk halal. Ada pula sosial, seperti tidak hanya halal namun ramah lingkungan yang mana selaras dengan rahmatan lil alamin. Sehingga jika ada yang menggunakan produk kosmetik, dia merasa tidak hanya merawat kulit saja, namun merasa punya kontribusi terhadap merawat lingkungan,” ungkapnya. 

“Dalam program Mini Executive MBA, kita akan memahami strategi pemasaran jangka panjang dengan prinsip-prinsip islam, mengimplementasikan strategi untuk menciptakan keunggulan bersaing di segmen muslim dan konvensional, serta membangun tim pemasar yang memiliki keunggulan karakter dan kompetensi,” jelas Ardhi. 

Tarakhir kata COO Markplus Institute tersebut, bahwa program pembelajarannya ada 14 kali pertemuan di kelas yang interaktif diskusi antar peserta dan pengajar. Pembelajaran dapat diikuti secara offline di Menara 165, Jakarta Selatan, atau Kantor Markplus Institute, Jakarta Selatan. Yang diisi oleh expert berpengalaman yaitu Ary Ginanjar Agustian (Founder ESQ Leadership Center), Taufik (Director M Islamic), Jacky Mussry (CEO Markplus Institute), Ardhi Ridwansyah (COO Markplus Institute), Melati Arum Sekarsari (COO Markplus, Inc.), dan Rinaldi Agusyana (Trainer & Consultant ESQ Leadership Center).

Sebagai informasi, lebih lanjut mengenai Program Mini Executive MBA dapat diakses melalui www.esqtraining.com

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: