Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dorong Akselerasi Motor Listrik di Indonesia, Program SRECharged Diluncurkan

Dorong Akselerasi Motor Listrik di Indonesia, Program SRECharged Diluncurkan Kredit Foto: Ist
Warta Ekonomi, Jakarta -

Society of Renewable Energy (SRE) Indonesia, dalam kolaborasi dengan Enhancing Readiness for the Transition to Electric Vehicles in Indonesia (ENTREV), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia, meluncurkan program konversi motor listrik berbasis anak muda, SRE Country Hub for Accelerating Electric Motorcycle Deployment (SRECharged) di Universitas Udayana Bali. 

Inisiatif ini merupakan langkah siginifikan dalam upaya mempercepat transisi energi menuju kendaraan listrik di Indonesia.

SRECharged dilaksanakan melalui Swakelola Tipe III dari pembiayaan proyek ENTREV di tiga pusat universitas di Jakarta, Bandung, dan Bali, yang bertujuan untuk memfasilitas konversi motor berbahan bakar fosil menjadi motor listrik, sehingga lebih ramah lingkungan dan efisien.

“Kolaborasi ini mencerminkan komitmen kami untuk bekerja sama dalam mengembangkan solusi inovatif dan berkelanjutan serta memberikan dukungan yang lebih besar bagi masyarakat dan generasi muda khususnya dalam hal pengembangan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB),” ucap M.P. Dwinugroho, Direktur Teknik dan Lingkungan Ketenagalistrikan ESDM, Jakarta, Senin (5/8/2024).  

Baca Juga: Menko Marves: Indonesia Siap Jadi Pemain Kunci Pasokan Global Kendaraan Listrik

Koordinator Pengujian Ketenagalistrikan EBTKE Kementerian ESDM, Slamet, mengatakan bahwa penggunaan kendaraan listrik di Indonesia mampu mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) serta menurunkan emisi gas rumah kaca. 

“Sejalan dengan manfaat tersebut, pada tahun 2030, pemerintah berkomitmen untuk mencapai target penghematan energi hingga 29,79 MBOE dan penurunan emisi GRK sebesar 7,23 juta ton CO2-e,” kata Slamet. 

Boyke Lakaseru, National Project Manager ENTREV menguraikan bila adopsi kendaraan listrik di Indonesia memiliki berbagai tantangan, seperti harga kendaraan listrik masih dianggap mahal, pasar sekunder yang belum terbentuk, dan industri keuangan yang masih menunggu terkait pembiayaan. 

“Namun Indonesia memiliki peluang untuk mengatasi tantangan tersebut, seperti pemberian insentif, pemanfaatan sumber daya mineral untuk produksi baterai lokal, dan peningkatan kerjasama sektor swasta dengan badan usaha milik negara”, tambahnya.   

Sementara, Dosen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November, Vita Lystianingrum Budiharto Putri, memaparkan tantangan di Indonesia berhubungan dengan perilaku konsumen, terutama di pasar motor listrik. “Dari segi lingkungan, ada studi yang diperlukan, seperti material, pembuatan kendaraan listrik, dan akhir masa pakainya,” jelasnya. 

Dalam kesempatan yang sama, Zagy Yakana Berian, pendiri SRE Indonesia menyebut perubahan ini harus dilakukan oleh anak muda, karena besar potensi generasi muda untuk mendorong ekosistem penggunaan motor listrik. “Saya mengajak anak muda untuk mendorong program elektrifikasi ini agar dapat menjaga bumi kita bersama”, ucapnya. 

Baca Juga: Menperin Minta Neta Tingkatkan Produksi Kendaraan Listrik di Indonesia

Adapun, Kepala Bidang Angkutan Jalan, Nyoman Sunarya, mengatakan, program percepatan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai dilaksanakan demi mewujudkan visi Provinsi Bali Net Zero Emission tahun 2045. “Dalam mewujukan transisi berkelanjutan di Bali, arah keberlanjutan ekonomi dan pariwisata harus harmonis terhadap lingkungan,” terangnya. 

Ida Bagus Putu Ari Chandana, Kepala Bidang ESDM Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali mengungkap stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum atau SPKLU terdapat 48 unit yang tersebar di Bali. 

“Selain itu, Dinas Ketenagakerjaan dan ESDM Provinsi Bali memiliki program touring motor listrik sebagai upaya akselerasi penggunaan motor listrik di Bali”, tambahnya. 

Menurut Dosen Teknik Elektro Universitas Udayana, Prof. Ida Ayu Dwi Giriantari, kebutuhan Bali akan kendaraan sangatlah tinggi. Konversi motor listrik pun sudah semakin kompetitif karena ada insetif dari pemerintah. 

Di sisi lain, terdapat tantangan berupa keraguan masyarakat terhadap keandalan, waktu pengisian baterai, teknologi, dan suku cadang kendaraan listrik. 

“Namun teknologi dari kendaraan listrik termasuk sederhana, sehingga pengembangan desain dan kontrol kendaraan listrik masih terbuka lebar, menjadi peluang untuk kendaraan listrik untuk terus dikembangan,” urainya. 

SRECharged merupakan langkah nyata dalam upaya mencapai target pemerintah dalam akselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia melalui pemberdayaan pemuda. Kolaborasi yang kuat antara pemuda dan berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan program SRECharged. Mari bersama-sama mewujudkan Indonesia yang lebih bersih dan bebas polusi dengan beralih ke kendaraan listrik.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: