Kepala BKKBN: Jangan Langsung Percaya Tuduhan Galon Polikarbonat Sebabkan Infertilitas
Kepala Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Pusat, Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo, SpOG (K), meminta masyarakat untuk tidak begitu saja percaya terhadap berita-berita yang menyudutkan Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon Polikarbonat dengan mengatakan bisa menyebabkan infertilitas atau gangguan reproduksi.
Sebab, dalam dunia kedokteran itu, suatu makanan atau minuman itu bisa dianggap merugikan jika sudah ada bukti meta-analisa atau teknik statistika untuk menggabungkan dua atau lebih penelitian orisinil yang dapat digabungkan.
“Kaitannya tidak signifikan antara air galon polikarbonat dengan infertilitas. Itu juga yang saya baca di beberapa jurnal itu tidak signifikan berpengaruh dan tidak signifikan di dalam air minuman dalam kemasan itu mengandung zat yang bisa menyebabkan infertilitas,” ujarnya kepada media baru-baru ini.
Baca Juga: Pakar: Galon PC Aman Digunakan dan Ramah Lingkungan
Dia menuturkan melakukan kajian terhadap beberapa jurnal itu sudah sejak setahun lalu sejak mengetahui adanya isu yang mengait-ngaitkan air galon polikarbonat dengan penyebab infertilitas.
“Saya juga pernah ditanyai hal yang sama wartawan setahun lalu terkait isu ini, dan saya langsung meneliti jurnal-jurnal dan saya kumpulkan, ternyata tidak ada yang menyebutkan hal itu,” tuturnya.
Lanjutnya kalau di dunia kedokteran, suatu makanan atau minuman itu bisa dilarang karena sudah merugikan, misalnya menyebabkan terjadinya infertilitas. Menurutnya, itu juga kalau sudah ada bukti meta-analisa atau statistical review antar center penelitian.
“Maksudnya, misalkan ada center penelitian di Australia, Amerika, China, dan Asia yang menelitinya dan hasilnya sama. Nah, itu baru menjadi rekomendasi. Tapi, kan belum ada yang menunjukkan hasil yang seperti itu hingga saat ini,” tukasnya.
Jadi, katanya, kalau belum ada rekomendasi dari asosiasi misalkan terkait infertilitas ini dari ahli antropologi atau ada kolegium antropologinya, itu tidak bisa direkomendasikan sama sekali. Dan sampai hari ini, menurutnya, tidak ada rekomendasi dari kolegium antropologi yang menyatakan untuk melarang penggunaan air galon polikarbonat.
“Jadi, kalau di kedokteran itu selalu kita berdasarkan evidence based yang sifatnya orang banyak dan yang sudah terbukti di seluruh wilayah. Sehingga itulah jadi rekomendasi. Tapi, sebelum ada rekomendasi itu maka kita tidak bisa menganggap itu dilarang atau berbahaya,” ungkapnya.
Baca Juga: Isu Jentik di AMDK Galon Polikarbonat, Agen Akui Konsumen Tak Pernah Bawa Buktinya
Makanya, terkait isu air galon polikarbonat yang dikatakan bisa menyebabkan infertilitas itu belum bisa dibuktikan kebenarannya. Istilahnya, menurutnya, belum bisa dijadikan pedoman untuk melakukan pelarangan.
“Karena, kolegium yang mengampu masalah kualitas sperma kalau itu dihubungkan dengan sperma atau dihubungkan dengan sel telur, kalau yang obgyn itu kolegiumnya adalah kolegium induk reproduksi dan infertilitas,” ucapnya.
Jadi, lanjutnya, perlu ada bukti-bukti dari kolegium obgyn yang merekomendasikan untuk melarang menggunakan air galon polikarbonat. “Tapi, tidak ada rekomendasi tentang itu sampai sekarang dari pihak obgyn,” katanya.
Hasto menuturkan infertilitas di Indonesia itu mayoritas disebabkan adanya penyakit-penyakit infeksi. Kalau pada wanita seperti penyakit keputihan di mana infeksi yang menyebabkan saluran telurnya buntu.
Akhir-akhir ini juga sudah banyak penyebab infertilitas itu karena kegemukan, sehingga overweight. Ini bisa menyebabkan perempuan itu akhirnya kemudian kelebihan hormon androgen. Sedang pada laki-laki, infertilitas itu biasanya terjadi pada laki-laki perokok dan peminum alkohol sehingga menurunkan fertilitasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Advertisement