Ekosistem kendaraan berbahan bakar hidrogen belum sebesar kendaraan listrik di Indonesia. Hal ini ditandai dengan minimnya penggunaan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) khusus untuk kendaraan tersebut.
VP Sustainability Program, Rating & Engage Pertamina Indira Pratyaksa menyatakan bahwa pelanggan stasiun pengisian khusus hidrogen saat ini sangat minim, tidak sampai 1%.
“Pertamina sudah membangun SPBU Hidrogen di Daan Mogot, namun konsumen yang kesana masih nol koma nol sekian persen dari seluruh penduduk Jakarta,” kata Indira, dilansir Kamis (08/08/2024).
Indira meminta agar pemerintah membantu dalam meningkatkan pasar kendaraan berbahan bakar hidrogen yang mana hal tersebut akan menimbulkan efek domino meningkatnya ketersediaan SPBU Hidrogen di Indonesia.
Sebelumnya, Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) dan Toyota berkolaborasi untuk mengembangkan ekosistem hidrogen sebagai bahan bakar kendaraan di Indonesia.r tetapi juga bekerja sama dengan konsumen untuk memastikan adanya permintaan.
Kolaborasi ini dituangkan dalam joint development agreement tentang pengembangan ekosistem transportasi berbasis hidrogen yang ditandatangani oleh Chief Executive Officer Pertamina NRE Dannif Danusaputro dan President Director Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto. Acara ini juga disaksikan oleh Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama dan Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Baca Juga: Digitalisasi Berjalan Efektif, Pertamina Raih Enterprise Innovation Awards 2024
Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan bahwa pihaknya siap untuk mengembangkan ekosistem hidrogen dengan infrastruktur dari hulu ke hilir yang dimiliki saat ini. Kolaborasi dengan Toyota ini dianggap sebagai langkah yang sangat tepat untuk mempercepat terciptanya ekosistem hidrogen di Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement