PKB: Kalau Sudah Tahu PKB dan NU Berbeda, Ya Sudah Hentikan itu Langkah-Langkah Politiknya
Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid mengatakan Ketua Umum PBNU Gus Yahya kalau sudah menyadari bahwa PKB dan PBNU adalah dua entitas berbeda, seharusnya tidak boleh saling intervensi maka sudah seharusnya PBNU segera menghentikan langkah-langkah kontraproduktif yang justru membingungkan nahdliyin di akar rumput dan para kiai.
"Sudah, hentikan saja langkah-langkah yang tidak perlu. Sejak awal PKB tidak memiliki persoalan dengan NU karena PKB memang dilahirkan sebagai kendaraan politik warga NU dan untuk kepentingan bangsa. Sudahlah, mari kita fokus saja pada tugas masing-masing, biar yang di bawah tidak bingung. Dari awal PKB tidak punya masalah dengan NU. Hubungan kami di bawah juga sangat baik,” katanya.
Mengenai harapan PBNU agar PKB memperhatikan asiprasi-aspirasi yang ada di NU, Gus Jazil menekankan bahwa tidak sedikitpun perjuangan PKB di ranah politik yang tidak mengakomodir kepentingan NU.
"Kami perjuangkan Undang-Undang Pesantren dan lainnya. Hubungan PKB dengan pesantren-pesantren juga bagus, dengan pengurus NU di berbagai daerah juga sangat baik, jadi tidak sedikit pun PKB merasa ada masalah dengan NU,” katanya.
Menurut Gus Jazil, persoalan perang argument di publik akan segera berakhir jika PBNU menghentikan langkah-langkahnya yang sangat kental dengan kepentingan politik dengan membentuk Panitia Khusus (Pansus) PKB.
"Hentikan itu semua karena tindakan-tindakan itu, membentuk Pansus, Tim Lima, itu semua inkonstitusional. NU mengacu pada Undang-Undang Ormas sedangkan PKB acuannya Undang-Undang Parpol, beda kamar dan beda tugas. PKB dilahirkan untuk alat perjuangan politik sedangkan NU untuk sosial keumatan,” tutur Gus Jazil.
Sebelumnya, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengakui bahwa sebenarnya PBNU dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) adalah dua entitas yang berbeda.
Hanya saja, karena PKB lahir dari rahim NU maka sudah sepantasnya PKB berkhidmat ke NU dan memberi manfaat untuk warga seluas-luasnya. Gus Yahya juga mendorong supaya PKB memperhatikan aspirasi-aspirasi yang ada di NU.
”Kami menyadari bahwa NU dan PKB ini dua entitas yang berbeda dan terpisah. Tidak ada hubungan struktural sama sekali, tidak bisa misalnya PBNU membuat SK memecat Ketum PKB atau membatalkan keputusan PKB melalui SK. Itu tidak bisa, kita tahu, kami menyadari itu,” ujar Gus Yahya kepada wartawan di Surabaya, Selasa (13/8/2024).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Advertisement