- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Bakal Melebur dengan Nindya dan Brantas Abipraya, Adhi Karya Ungkap Masih dalam Proses Penjajakan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) menyatakan bahwa hingga saat ini sedang dalam masa penjajakan bersama PT Brantas Abipraya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero). Hal ini dilakukan terkait dengan rencana penggabungan usaha (merger) BUMN Karya yang dirancang oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.
Direktur Utama Adhi Karya Entus Asnawi Mukhson mengungkapkan jika, perseroan bersama dengan para partner perusahaan merger tengah menyamakan sisi laporan keuangan, sistem, dan sebagainya.
Pasalnya, lanjut Entus, apabila integrasi pada ketiga perusahaan berjalan, maka akan menciptakan nilai tambah jangka panjang bagi masing-masing perusahaan. Nantinya, ketiga BUMN tersebut akan berfokus pada proyek konstruksi di sektor sumber daya air, rel, hingga kereta.
“Saat ini sedang salam proses diskusi dan penjajakan untuk kami bertiga,” ucap Entus, dalam acara public expose live 2024, Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Sementara itu, Direktur Keuangan Adhi Karya, Bani Iqbal mebeberkan bila proses merger tengah dalam proses evaluasi dengan konsultan. Setelah itu, perseroan akan membawa hasil kajian ke Kementerian BUMN sebagai pemilik mayoritas dan akan meminta masukan dari Kementerian PUPR.
“Apa manfaat dari holding ini akan kita paparkan langsung ke Kementerian,” terangnya.
Baca Juga: PTPP Ungkap Perkembangan Terkini Atas Rencana Merger dengan WIKA
Adapun, hasil dari evaluasi akan menciptakan simulasi proyeksi ke depan usai merger terealisasi mengingat merger ini dilakukan untuk menghasilkan nilai tambah.
“Proses ini akan dilakukan secara hati-hati karena konsep ini menambahkan value added bukan penyelamatan masing-masing entiitas karya. Nanti akan dibahas di evaluasi lagi dengan konsultan, nanti dibahas sisi keuangan, perpajakan, legal dan dan dampak dari Human Resources,” tutupnya.
Adapun, hingga Juli 2024, Adhi Karya meraih kontrak baru Rp 12 triliun. Perolehan kontrak baru di Juli 2024 didapat dari pekerjaan proyek Gedung sebesar 50%, Sumber Daya Air sebesar 29%, proyek Jalan & Jembatan sebesar 9%, sedangkan sisanya diperoleh dari proyek Properti dan Manufaktur.
Baca Juga: Terbaiklah, Kinerja BUMN di Bawah Erick Thohir Diacungi Jempol DPR
Sedangkan jika diurai dari sumber pendanaan bersumber dari pemerintah (Pemerintah, BUMN/D, Loan) sebesar 81% dan sisanya bersumber dari Swasta sebesar 19%. Ditinjau dari lini bisnis, perolehan kontrak masih didominasi 90% dari lini Engineering & Construction, 4% Property & Hospitality, 4% Manufacture, dan 2% dari lini Investment & Concessions.
“Sampai dengan bulan Juli 2024, ADHI berhasil memperoleh beberapa kontrak besar antara lain Sarana & Prasarana Tambak Udang Sumbawa KKP RI, Istana Wakil Presiden,
EPCC Jetty & Propylene Storage Tank, serta Jembatan Pulau Balang Bentang Pendek Fase II,” tutup Bani.
Sampai dengan Semester I 2024, ADHI membukukan pendapatan sebesar Rp 5.7 triliun. Dari sisi bottom line, ADHI mencetak laba selama semester I tahun 2024 sebesar Rp 13.8 miliar atau naik sebesar 11% dari laba bersih periode yang sama tahun 2023 sebesar Rp 12.4 miliar.
Kenaikan laba tersebut dikontribusi oleh proyek seperti jalan Tol Solo-Yogyakarta-Kulonprogo, jalan Tol Yogyakarta-Bawen, dan Pembangunan Rumah Susun Polri dan BIN IKN-Penajam Paser.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement