- Home
- /
- EkBis
- /
- Agribisnis
Tak Cuma Eksternal, Menelisik Tantangan Hilirisasi Industri Kelapa Sawit Indonesia
Kredit Foto: Uswah Hasanah
Direktur Penghimpunan Dana Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Anwar Sunari, mengatakan bahwa ada dua kebijakan utama dalam mempercepat pertumbuhan populasi industri hilir kelapa sawit. Yakni kebijakan fiskal tarif bea keluar dan pungutan ekspor (PE) progresif sesuai dengan rantai nilai industri.
Meskipun ada berbagai tantangan serta hambatan akses pasar di beberapa negara tujuan ekspor dengan tarif bea keluar yang tinggi, kebijakan anti-dumping, food safety, dan black campaign yang terkait dengan isu deforestasi dan kerusakan lingkungan, namun Sunari mengaku dengan kebijakan terkait ekspor nyatanya mampu mendorong hilirisasi.
Baca Juga: Strategi Mendongkrak Produksi Kebun Sawit Rakyat: Menuju 50 Juta Ton CPO di 2024
Dirinya menjelaskan bahwa untuk tahun 2023, produk minyak mentah kelapa sawit atau crude palm oil (CPO) yang diekspor hanya sebesar 8% saja, sedangkan produk turunannya mencapai 75% dan produk lain-lainnya mencapai 17%.
“Terkait hilirisasi, pertanyaan utamanya adalah bagaimana kita mengembangkan produk turunan CPO yang memang belum optimal. Tapi kalau saya lihat dari tren sekarang yang diekspor adalah tidak CPO saja, tapi lebih dominan ke produk oleokimia dan juga produk-produk hilir,” kata Sunari dalam Seminar Sawit Series 2 yang bertajuk Kontribusi Hulu-Hilir Kelapa Sawit dalam Mendukung Pencapaian Ketahanan Pangan Nasional, yang digelar oleh Warta Ekonomi dengan APKASINDO, di Jakarta, Kamis, (29/8/2024).
Selain itu, dia mengungkapkan bahwa hilirisasi dalam negeri dengan insentif perpajakan bagi investasi baru atau perluasan sektor industri oleofood, oleochemical, dan biofuel mampu mendongkrak keberlanjutan industri sawit di Indonesia dan hilirisasinya sendiri.
“Kedua kebijakan ini sangat efektif dalam mendorong hilirisasi industri kelapa sawit. Dan juga dengan adanya mandatori Biodiesel B35 telah menyerap CPO ditahun 2023 sebesar 12,26 Juta KL,” ucapnya.
Baca Juga: Alarm untuk Indonesia, China Mulai Acuhkan Minyak Sawit Gegara Harganya
Kendati demikian, dirinya juga membeberkan beberapa hambatan serta tantangan dalam program BPDPKS dalam mendukung hilirisasi kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement