Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tidak Dimajukan di Pilkada DKI Jakarta, Megawati Punya Rencana Lain untuk Ahok

Tidak Dimajukan di Pilkada DKI Jakarta, Megawati Punya Rencana Lain untuk Ahok Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Rinny Budoyo menilai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri mempunyai rencana lain untuk Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sehingga tidak dimajukan di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Namun Rinny tidak mengetahui secara spesifik tentang rencana tersebut, tapi menurutnya kini Ahok sedang diuji Megawati dalam kesabaran dan loyalitas terhadap PDIP yang tidak mengusungnya di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Baca Juga: Anies Bukan Tidak Bersedia Jadi Timses Pramono-Rano Karno

"Tapinya rupa-rupanya ternyata Ibu Mega punya rencana lain buat Pak Ahok, sekarang ini Pak Ahok sedang diuji oleh Ibu Mega, Pak Ahok boleh jadi kecewa dengan keputusan Ibu Mega, tapi dia sedang diuji kesabaran dan juga loyalitasnya kepada partai," ungkapnya. 

"Apakah Pak Ahok bisa menguasai diri, apakah dia bisa menerima dengan legowo keputusan Ibu Ketua Umum Megawati, apakah Pak Ahok kecewa dan bakal melawan," imbuhnya, dikutip dari YouTube 2045 TV, Rabu (4/9).

Diketahui, PDIP mengusung Pramono Anung-Rano Karno sebagai cagub-cawagub di Pilkada DKI Jakarta 2024.

Ketua DPP PDI Perjuangan Deddy Sitorus mengungkapkan pertimbangan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memilih keduanya. Ia mengatakan Pramono-Rano Karno menjadi jalan tengah di tengah senter nama Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, sehingga bisa menyatukan kedua basis pendukung yang berbeda.

"Bisa disebut beliau (Pramono Anung-Rano Karno) menjadi jalan tengah yang kemudian nanti bisa diharapkan mem-bridging antara dua kelompok ini," kata Deddy kepada wartawan di DPP PDIP, Rabu (28/8/2024), dikutip dari Detik.

Ia mengatakan PDIP telah menganalisa siapa dan bagaimana pendukung Anies maupun Ahok ketika Pilkada berjalan, dan meyakini adanya pertentangan, sehingga diambil jalan tengah untuk menyatukan.

"Kita menyadari kemudian bahwa dua kutub ini sangat ekstrem perbedaannya. Kelompok pendukung Pak Ahok, kelompok pendukung Pak Anies. Sehingga kemudian muncullah alternatif itu kembali Pak Pramono Anung sebagai jalan tengah dari dua kutub ini," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: