Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

PKS Bisa Lebih Buruk dari Rugi Jika Tak Dukung Anies di Pilpres 2024, Bagaimana?

PKS Bisa Lebih Buruk dari Rugi Jika Tak Dukung Anies di Pilpres 2024, Bagaimana? Kredit Foto: PKS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pegiat media sosial Bachrum Achmadi menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) bisa lebih buruk dari rugi jika tidak mendukung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.

Karena menurutnya dengan tidak mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024, PKS bisa jadi kehilangan banyak kursi atau bahkan tidak lolos ke parlemen seperti yang terjadi pada Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Baca Juga: Isi Operasi Putih Ring Satu Prabowo yang Diduga Bikin Anies Menolak Maju di Jabar

"Okelah secara kursi di parlemen PKS cuma naik 3 kursi padahal dukung Anies. Pertanyaannya jika saat pilpres yang lalu PKS tidak dukung Anies apakah perolehan kursi PKS di parlemen akan sama sperti sekarang? Ada yang bisa garansi? Jangan-jangan nyungsep atau PKS ga lolos ke Senayan macam PPP!" ucapnya, dikutip dari akun X pribadinya, Kamis (5/9).

Sebelumnya, politikus PKS Tifatul Sembiring mengaku partainya mengalami kerugian mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024 karena tidak mendapat coattail effect (efek ekor jas) ketika mengusungnya.

“Mungkin benar, secara kirologi-kirologi. Tapi secara fakta data, yang dapat coattail effect Anies di Pilpres kemarin, bukan PKS. Tapi Nasdem dan PKB, masing-masing mereka naik 10 kursi,” kata Tifatul di akun X (Twitterr), Senin (2/9/2024), dikutip dari TV One News.

Meski sempat dirugikan, PKS merupakan partai pertama yang mengusung Anies di Pilkada DKI Jakarta 2024, namun tidak mendapatkan respons yang baik. “Walau demikian, yang pertama, awal sekali mengusung nama Anies di Pilgub DKI, adalah PKS. Sayang, gayung tak besambut,” paparnya.

Ia mengatakan keputusan PKS merupakan hasil syuro, bukan ditentukan satu orang. "Itu keputusan hasil syuro, bukan putusan satu orang. Di PKS mekanismenya bukan instruksi-instruksi ketum. Maaf ini cara ambil kebijakan,” tegasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: