Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Naik 4,1 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.338 Triliun

Naik 4,1 Persen, Utang Luar Negeri Indonesia Tembus Rp 6.338 Triliun Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) catat utang luar negeri (ULN) Indonesia mengalami peningkatan. Pada Juli 2024, posisi ULN tercatat sebesar USD414,3 miliar, setara dengan Rp6.328 triliun. Peningkatan ini mencapai 4,1 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy).

Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengungkap, kenaikan ULN tersebut bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral.

"Posisi ULN pada Juli 2024 juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap mayoritas mata uang global, termasuk rupiah,” kata Erwin dalam keterangan resmi, Kamis (19/9/2024).

Baca Juga: Naik 2,7%, BI Catat Utang Luar Negeri RI di Triwulan II Capai US$408 Miliar

ULN pemerintah tetap terkendali, pada Juli 2024 sebesar 194,3 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 0,6% (yoy), setelah mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,8% (yoy) pada Juni 2024.

"Perkembangan ULN tersebut dipengaruhi oleh penarikan pinjaman luar negeri dan peningkatan aliran masuk modal asing pada Surat Berharga Negara (SBN), seiring dengan tetap terjaganya kepercayaan investor terhadap prospek perekonomian Indonesia," urainya.

Erwin menyampaikan, ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel dan akuntabel untuk mendukung belanja, antara lain pada Sektor Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial (20,9% dari total ULN Pemerintah); Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib (18,9%); Jasa Pendidikan (16,8%); Konstruksi (13,6%); serta Jasa Keuangan dan Asuransi (9,4%).

Sementara ULN swasta mencatat kontraksi pertumbuhan. Pada Juli 2024, posisi ULN swasta tercatat sebesar 195,2 miliar dolar AS, atau mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,1% (yoy), setelah mencatatkan pertumbuhan yang rendah pada Juni 2024.

"Perkembangan tersebut terutama didorong oleh ULN perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang mencatatkan kontraksi pertumbuhan sebesar 0,04% (yoy)," paparnya.

Baca Juga: Prabowo Terima Warisan Utang Lebih dari Rp372 Triliun ke China

ULN swasta terbesar berasal dari Sektor Industri Pengolahan, Jasa Keuangan dan Asuransi, Pengadaan Listrik dan Gas, serta Pertambangan dan Penggalian dengan pangsa mencapai 78,9% dari total ULN swasta.

Lebih lanjut, Erwin mengatakan struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang terjaga sebesar 30,2%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,9% dari total ULN.

"Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Cita Auliana
Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: