Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemampuan Literasi Digital, Kunci Utama Sukses dalam Pembelajaran Online

Kemampuan Literasi Digital, Kunci Utama Sukses dalam Pembelajaran Online Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jakarta -

Di era digital, kemampuan literasi digital menjadi kunci utama untuk sukses dalam pembelajaran online. Penguasaan literasi digital memungkinkan siswa untuk mengakses informasi, berkolaborasi, dan belajar secara efektif di lingkungan digital.

”Literasi digital merupakan kemampuan untuk mengakses, mengevaluasi, menciptakan, dan mengomunikasikan informasi secara efektif dan bertanggung jawab dalam berbagai platform digital,” tutur Helpdesk CBT (Computer-Based Testing) Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau Syamsudin dalam webinar literasi digital untuk segmen pendidikan di Kabupaten Rokan Hulu, Senin (23/9). 

Mengusung tema ”Sukses Belajar Online dengan Kemampuan Literasi Digital”, diskusi online yang diikuti santri madrasah dan tenaga pendidik itu digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bersama Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Riau.

Syamsudin mengatakan, kemampuan literasi digital sangat bergantung pada komponen akses, komunikasi, kreativitas, dan etika. Artinya, pengguna memiliki kemampuan untuk menemukan dan mengakses informasi, dapat berkomunikasi secara efektif dalam berbagai platform digital.

”Juga, kemampuan untuk menciptakan konten digital, seperti video, blog dan website, serta kemampuan untuk menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab dan etis,” jelas Syamsudin dalam diskusi virtual yang dipandu moderator Yoga itu.

Baca Juga: Dongkrak Literasi Keuangan Syariah, OJK Jangkau 4.373 Pelajar dan Mahasiswa Lewat ISFO 2024

Manfaat memiliki kemampuan literasi digital yang baik, menurut Syamsudin, yakni akses informasi: kemudahan dalam menemukan dan mengakses informasi terkini dan akurat; kolaborasi efektif: mampu berkolaborasi dengan rekan belajar secara online.

”Kemudian, belajar jadi lebih interaktif: meningkatkan interaksi dan partisipasi dalam proses pembelajaran; pengembangan diri: membuka peluang belajar secara mandiri dan mengembangkan keterampilan baru,” beber Syamsudin di hadapan santri madrasah yang mengikuti acara diskusi dengan menggelar nonton bareng (nobar) dari sekolah masing-masing.

Tantangan yang dihadpi belajar secara online, sambung Syamsudin, yakni konektivitas akses internet yang terbatas atau tidak stabil, mudahnya terdistraksi oleh media sosial atau hiburan digital, serta menjaga motivasi belajar dalam lingkungan yang tak terstruktur.

Sejumlah madrasah yang menggelar nobar diskusi online di Kabupaten Rokan Hulu kali ini, antara lain: MTs dan MA Basma Darul ’Ilmu Wassa’adah, MTs Miftahul Ulum, MTsN 1, MTsN 2, MTsN 3, dan MTsN 5 Rokan Hulu, MTs Nurul Iman, MTs Daarussalamah, dan MTs Ishlahiyah.

Dari sudut pandang berbeda, dosen Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Almamater Wartawan Surabaya (STIKOSA AWS) E. Rizky Wulandari menambahkan, sukses belajar online harus memiliki kemampuan menjaga keamanan digital di ruang digital (internet).

”Mengamankan perangkat digital, identitas digital, waspada penipuan digital, paham rekam jejak digital, dan paham keamanan digital bagi anak,” jelas Rizky Wulandari.

Sementara, pegiat literasi digital Indonesia Moh. Rouf Azizi mengingatkan penggunaan teknologi digital dalam proses pembelajaran memiliki sejumlah keunggulan dan kelemahan. Keunggulannya membantu guru dan membuat siswa memahami pelajaran dengan mudah, siswa lebih tertarik untuk belajar, belajar bisa di mana saja, dan memungkinkan kolaborasi antar-guru.

”Kelemahannya, kemungkinan terjadinya pelanggaran hak kekayaan intelektual (HAKI), waktu mempersiapkan pelajaran lebih lama, siswa mudah terdistraksi, kemungkinan penyalahgunaan teknologi,” rinci Moh. Rouf Azizi.

Baca Juga: Miliki Kompetensi Literasi Digital, Agar Mampu Berpikir Positif, Kreatif, dan Aman

Untuk diketahui, nobar webinar seperti digelar di Kabupaten Rokan Hulu, ini merupakan bagian dari program Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD). GNLD digelar sebagai salah satu upaya untuk mempercepat transformasi digital di sektor pendidikan hingga kelompok masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital

Sejak dimulai pada 2017, sampai dengan akhir 2023 program ini tercatat telah diikuti 24,6 juta orang. Kegiatan ini diharapkan mampu menaikkan tingkat literasi digital 50 juta masyarakat Indonesia hingga akhir 2024.

Kecakapan digital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 juta jiwa penduduk Indonesia.

Informasi lebih lanjut mengenai literasi digital dan info kegiatan yang terkait dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: