Sedangkan untuk NTP pada tahun ini mencapai rata-rata yang sangat tinggi. Tercatat pada bulan April, NTP naik sebesar 0,40% atau 137,77. Pun dengan bulan Agustus yang mencapai 138,91 atau naik 0,76%.
"Kalau kita bandingkan dengan periode awal Presiden Jokowi pada 2014 lalu, NTP tahun ini merupakan yang tertinggi dalam 10 tahun terakhir," jelasnya.
Baca Juga: Waduh! OJK Catat 37,17% Kredit Macet Pinjol Berasal dari Gen Z dan Milenial
Kenaikan NTP berdasarkan rilis BPS, rata-rata dipengaruhi oleh komoditas gabah. Hal tersebut merupakan bukti bahwa selama ini komoditas beras masih menjadi tumpuan sekaligus harapan petani yang sangat menjanjikan terutama dalam hal peningkatan daya saing komoditas, peluang pasar ekspor dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
"NTP merupakan indikator utama meningkatnya kesejahteraan petani di Indonesia. NTP juga merupakan bagian penting dalam menentukan sebuah kebijakan yang berfokus pada produksi," terang Yadi.
Senada dengan Yadi, Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), Rachmi Widiriani, menyatakan bahwa kenaikan harga beras menjadi masa-masa yang paling membahagiakan bagi para petani Indonesia.
Tingginya harga beras tersebut menurut Rachmi merupakan imbas dari biaya produksi yang juga semakin tinggi sehingga petani memiliki hak untuk mendapatkan keuntungan.
Baca Juga: Disebut Sengaja Mahalkan Harga Beras dari Vietnam, Begini Kata Perum Bulog
"Petani berhak mendapatkan keuntungan. Saat ini sebetulnya saat-saat yang membahagiakan petani, karena harga gabah mereka dibeli di atas HPP (Harga Pembelian Pemerintah)," kata Rachmi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement