Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Permintaan Domestik dan Ekspor Kuat, ADB Naikkan Proyeksi Ekonomi Asia Menjadi 5%

Permintaan Domestik dan Ekspor Kuat, ADB Naikkan Proyeksi Ekonomi Asia Menjadi 5% Kredit Foto: Antara/Erlangga Bregas Prakoso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Asian Development Bank (ADB) menaikkan prakiraan pertumbuhan ekonomi untuk kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik pada tahun ini. 

ADB kini memproyeksikan pertumbuhan sebesar 5,0% pada 2024, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan proyeksi April sebesar 4,9%. Peningkatan ini didorong oleh permintaan domestik yang solid dan ekspor yang tetap kuat, terutama pada sektor semikonduktor yang didorong oleh tren kecerdasan buatan (AI).

Menurut laporan terbaru Asian Development Outlook September 2024 yang dirilis oleh ADB, kawasan Asia Timur, Kaukasus, Asia Tengah, dan Pasifik menjadi kontributor utama dalam penguatan ekonomi ini. 

Kuatnya permintaan global terhadap semikonduktor telah memperkuat kinerja ekspor di berbagai negara. Selain itu, harga pangan global yang mulai menurun serta efek pengetatan kebijakan moneter yang mulai mereda ikut menjaga inflasi di bawah target semula.

Baca Juga: Pengelolaan Utang yang Terkendali Dinilai Mampu Jaga Stabilitas dan Pertumbuhan Ekonomi

"Fundamental perekonomian yang kuat akan terus menopang pertumbuhan di Asia," ujar Kepala Ekonom ADB, Albert Park. 

Ia juga menekankan bahwa kondisi keuangan global akan membaik seiring dengan meredanya inflasi dan dilonggarkannya kebijakan moneter, terutama di Amerika Serikat, yang berpotensi memperkuat perekonomian kawasan.

Penurunan Inflasi dan Prospek Ekonomi di Kawasan

Salah satu sorotan utama dari laporan ADB adalah proyeksi inflasi yang juga mengalami revisi. Inflasi di kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik diperkirakan akan mereda menjadi 2,8% pada 2024, lebih rendah dari perkiraan sebelumnya sebesar 3,2%. Penurunan inflasi ini memberikan ruang bagi kebijakan moneter yang lebih longgar, terutama di negara-negara dengan tingkat inflasi tinggi selama beberapa tahun terakhir.

Baca Juga: Temenos Soroti Masa dapan Industri Perbankan di Asia Tenggara

Meski demikian, terdapat beberapa risiko yang bisa menghambat proyeksi tersebut, termasuk ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT), melemahnya pasar properti di Tiongkok, serta ketidakpastian geopolitik. Selain itu, perubahan iklim dan cuaca ekstrem juga dikhawatirkan dapat memengaruhi harga komoditas serta ketahanan pangan dan energi di kawasan ini.

Prospek Ekonomi RRT dan India

Proyeksi pertumbuhan untuk Tiongkok, sebagai perekonomian terbesar di Asia, tetap dipertahankan pada 4,8% untuk 2024. Kendati sektor properti di Tiongkok terus melemah, ADB optimistis bahwa kebijakan fiskal dan moneter yang mendukung, bersama dengan ekspor yang stabil, dapat menyeimbangkan dampak negatif terhadap pengeluaran rumah tangga.

Sementara itu, India diproyeksikan tetap tumbuh pada tingkat 7,0%, dengan pendorong utama berasal dari kuatnya permintaan domestik dan peningkatan belanja pemerintah. India terus menunjukkan ketahanan ekonomi yang kuat di tengah tantangan global, dengan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa depan.

Pertumbuhan di Asia Tengah, Kaukasus, dan Pasifik Meningkat

Kawasan Kaukasus dan Asia Tengah mencatat kenaikan proyeksi pertumbuhan menjadi 4,7% dari sebelumnya 4,3% pada April, didorong oleh peningkatan remitansi dan permintaan domestik yang kuat. Di kawasan Pasifik, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 3,4%, sedikit lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 3,3%, berkat pemulihan sektor pariwisata yang signifikan.

Baca Juga: Baca Juga: Temenos Soroti Masa dapan Industri Perbankan di Asia Tenggara

Namun, di sisi lain, ADB menurunkan prakiraan untuk Asia Tenggara menjadi 4,5%, dikarenakan lambatnya pemulihan ekspor dan penurunan investasi publik di beberapa negara di kawasan tersebut. Tantangan utama bagi Asia Tenggara adalah meningkatkan investasi dan mempercepat reformasi struktural guna mendorong pertumbuhan jangka panjang.

Dengan kondisi ekonomi yang menunjukkan perbaikan, kawasan Asia diharapkan dapat terus mencatat pertumbuhan yang kuat, meskipun sejumlah risiko eksternal tetap perlu diwaspadai. ADB menekankan pentingnya stabilitas dan keberlanjutan pertumbuhan dalam menghadapi perubahan kondisi global yang dinamis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: