Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Reli CPO Belum Berhenti, Musim Hujan Jadi Faktor Kunci

Reli CPO Belum Berhenti, Musim Hujan Jadi Faktor Kunci Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Datangnya musim hujan di Indonesia merupakan salah satu penyebab lonjakan harga minyak sawit mentah atawa crude palm oil (CPO) yang melesat pada perdagangan kemarin.

Harga CPO di Bursa Malaysia pada Kamis (26/9/2024) untuk kontrak pengiriman Desember resmi ditutup di harga MYR 4.152/ton. Angka tersebut melonjak sebesar 2,7% dibandingkan dengan hari sebelumnya dan menjadi harga termahal sejak tanggal 15 April atau sekitar 5,5 bulan terakhir. Harga CPO pun resmi naik selama 7 hari beruntun. Dan dalam 7 hari tersebut, harga CPO melonjak hingga 11%.

Baca Juga: Lesunya Permintaan Global, GAPKI Desak Revisi Bea Keluar dan Pungutan Ekspor CPO

“Datangnya musim hujan yang menyebabkan siklus penurunan produksi menyebabkan kekhawatiran bahwa produksi akan memuncak pada Oktober,” kata Marcello Cultera, Broker di SSY Global, dikutip Warta Ekonomi, Jumat (27/9/2024).

Sebagai informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim hujan di Indonesia bagian barat bakal terjadi pada November – Desember 2024. Hal tersebut diungkapkan oleh Plt. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati.

Dwikorita menjelaskan bahwa wilayah yang akan mengalami puncak musim hujan pada November – Desember adalah sebanyak 303 Zona Musim atau sekitar 43,4% dari total Zona Musim yang meliputi Pulau Sumatera, Kalimantan, dan pesisir selatan Jawa.

Di sisi lain, Ardhasena Sopaheluwakan selaku Deputi Bidang Klimatologi BMKG, menyebut bahwa musim hujan bakal datang lebih awal. Adapun hal itu disebabkan oleh kondisi suhu muka laut Indonesia yang saat ini terpantau cukup hangat.

"Kalau kita lihat di wilayah Indonesia ini kondisi suhu muka lautnya cukup hangat. Kondisi tersebutlah yang menyebabkan mayoritas daerah zona musim memasuki awal musim hujannya lebih awal," tuturnya.

Indonesia emamng merupakan negara produsen sekaligus eksportir CPO terbesar di dunia. Maka dari itu, jika ada hal yang bisa memengaruhi produksi CPO, maka hal itu pasti sangat memengaruhi harganya.

Sementara itu, faktor lain yang memengaruhi harga CPO yakni perkembangan harga minyak nabati lainnya. Seperti yang diketahui, harga minyak kedelai di bursa Dalian (China) dan Chicago Board of Trade (Amerika Serikat) bertambah masing-masing 1,19% dan 0,93%.

Sedangkan harga minyak biji bunga matahari melejit 2,06%. Kemudian harga minyak rapeseed menguat 0,33%.

Baca Juga: Harga CPO Terus Naik, Sentuh Level Tertinggi Sejak Juli 2024

Saat harga minyak nabati pesaing makin mahal, maka keuntungan menggunakan CPO akan bertambah. Sebab, berbagai komoditas ini memang bisa saling menggantikan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: