Belajar Bisnis dari Kegagalan Para Figur Terkenal, Alvin Lim Ingatkan Pentingnya Cerdas Keuangan
Banyak figur publik yang mencoba peruntungan di dunia bisnis, namun tidak sedikit yang harus menghadapi kenyataan bahwa mempertahankan bisnis bukanlah hal mudah.
Salah satu figur terkenal dalam negeri yang tetap merasakan sulitnya berbisnis adalah Raffi Ahmad. Meski sebelumnya dikenal sebagai pengusaha yang aktif di berbagai sektor, beberapa bisnis milik figur terkenal ini harus menghadapi tantangan.
Usaha kuliner Raffi Ahmad yang didirikan bersama Kaesang Pangarep dan Michael Wijaya pemilik Sinarmas, sempat menjadi sorotan karena sepi pengunjung meskipun baru diluncurkan beberapa bulan.
Melihat kondisi ini, Alvin Lim, pendiri LQ Indonesia Law Firm dan Quotient Fund, mengunjungi lokasi usaha tersebut dan berbagai pandangannya dalam sebuah video di YouTube.
"Ini di lokasi bisnis Rans Nusantara sangat banyak pilihan makanan, tapi anehnya sepi ya, itu hanya para pegawai yang duduk sisanya kosong," kata ujar Alvin Lim di lokasi Rans Nusantara, yang ditayangkan oleh Quotient TV, Minggu (29/9).
Menurut Alvin, kegagalan bisnis bisa jadi disebabkan oleh kurangnya pemahaman mendalam tentang pasar. Ia menyoroti bahwa meski bisnis makanan terlihat menggiurkan, tidak mudah untuk menciptakan produk yang bisa diterima oleh banyak orang.
Alvin juga menyebut faktor lokasi, kenyamanan tempat, serta sistem pembayaran yang hanya menerima QRIS, sebagai penyebab sepinya pengunjung. Menurutnya, Indonesia belum sepenuhnya siap beralih ke sistem pembayaran digital secara eksklusif, sehingga bisa mengurangi minat konsumen.
"Saya lihat di Rans Nusantara kenapa sepi, karena tempatnya jauh BSD-nya itu bukan BSD pusat Kota BSD, tapi BSD pinggiran terus makanan-makanannya juga kalau kita lihat tempatnya kurang nyaman nggak ada ruangan yang ber-AC dan parkirannya juga kecil. Padahal disini bisa menampung 2000 orang tapi parkiran mobil boro-boro 200 mobil aja nggak ada," imbuhnya.
Baca Juga: Keluarga Mantan Menpora Jadi Korban, Advokat Alvin Lim Soroti Praktik Mafia Tanah di Dalam Negeri
Namun, Alvin tidak hanya berhenti pada kritik. Ia menekankan pentingnya memiliki kecerdasan keuangan dalam menjalankan bisnis. Menurutnya, seorang pebisnis harus memahami bagaimana mengelola keuangan, menghitung risiko, serta menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar. Kecerdasan keuangan ini, katanya, bukan hanya penting dalam bisnis, tetapi juga krusial untuk menghindari masalah di masa depan.
Alvin Lim mengajak masyarakat untuk belajar dari pengalaman ini. Menurutnya, kegagalan dalam bisnis bukanlah akhir, tetapi bisa menjadi pelajaran berharga jika diiringi dengan peningkatan kecerdasan keuangan. Ia berharap semakin banyak orang Indonesia yang mampu mengelola keuangan dengan baik, sehingga bisa sukses baik di dunia bisnis maupun kehidupan secara umum.
Melalui pandangannya, Alvin Lim menilai, seorang pebisnis harus memiliki ilmu kecerdasan keuangan, sebagaimana sedang digencarkan saat ini. Tujuannya, agar masyarakat Indonesia menjadi lebih cerdas dalam mengelola keuangan.
"Saat ini saya mengajarkan masyarakat untuk belajar tentang keuangan bagaimana tentang membuka bisnis. Bagaimana bisnis itu bisa sukses, bagaimana mencari properti. Bagaimana cara menghitung keuntungan dalam nilai properti termasuk saham dan Options jadi kerja dasar keuangan," ungkapnya.
Baca Juga: Alvin Lim Bantah Mahfud MD Terkait Status Narapidana dan Kisruh Gratifikasi
Selain Raffi Ahmad, Kaesang Pangarep pun tidak terbebas dari tantangan dalam berbisnis. Meskipun statusnya adalah putra bungsu Presiden Jokowi, tetapi Kaesang harus berjibaku dalam melangsungkan bisnisnya.
Kaesang Pangarep pernah mengelola beberapa bisnis yang kini sudah tidak aktif. Salah satunya adalah Ternakopi, bisnis kopi yang dikembangkan bersama kakaknya, Gibran Rakabuming, pada Mei 2019. Sebelum pandemi Covid-19, Ternakopi memiliki sekitar 40 outlet di berbagai wilayah Indonesia, namun harus tutup karena tidak laku di pasaran.
Bisnis minuman tradisional modern, Goola, awalnya dikelola oleh Gibran sebelum diserahkan kepada Kaesang. Namun, bisnis ini tampak tidak lagi beroperasi. Terakhir kali Goola aktif di media sosial adalah pada 7 November 2020, dan banyak warganet mempertanyakan kelanjutannya.
Kaesang juga pernah meluncurkan produk minuman dan makanan ringan melalui brand Siap Mas yang dipasarkan di minimarket, seperti Ngedrink dan Keripik. Sayangnya, bisnis ini juga terlihat sudah tidak aktif, dengan unggahan terakhir di media sosial pada 3 Oktober 2020, dan produk-produknya kini tidak terlihat lagi di minimarket.
Aplikasi Madhang, yang diluncurkan pada 11 Desember 2017 untuk membantu ibu rumah tangga menjual makanan, juga sudah tidak beroperasi. Aplikasi ini sempat berhasil membantu banyak pengguna, namun unggahan terakhirnya di media sosial pada 22 Februari 2022 menunjukkan banyak pengguna yang mempertanyakan keberadaannya.
Selain itu, Kaesang juga pernah mengelola clothing line bernama Sang Javas, yang terkenal dengan desain kaos bergambar kecebong. Meskipun sempat menarik perhatian saat peluncurannya, bisnis ini juga tampak tidak berlanjut. Unggahan terakhir di akun media sosial Sang Javas terjadi pada 17 Agustus 2020.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement