Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Jurus Ampuh Pemerintahan Jokowi Hadapi Pandemi Covid-19, Kini UMKM Digital Indonesia Terus Tumbuh

Jadi Jurus Ampuh Pemerintahan Jokowi Hadapi Pandemi Covid-19, Kini UMKM Digital Indonesia Terus Tumbuh Kredit Foto: PNM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia, membawa dampak besar terhadap perekonomian nasional. Salah satu dampak yang signifikan adalah perlambatan pertumbuhan ekonomi, dari 5,02% pada 2019 menjadi 2,97% pada 2020, serta peningkatan pengangguran yang melonjak dari 5,28% menjadi 7,07% menurut data Bank Dunia. 

Meskipun begitu, Pemerintah berhasil mengambil kesempatan besar yang terus bertahan hingga pandemi usai. Pemerintah merespons dengan meluncurkan berbagai inisiatif untuk mempercepat transisi digital UMKM.

Dibarengi dengan pembangunan infrastruktur digital yang merata, Pemerintahan Joko Widodo mampu melahirkan tren digitalisasi UMKM yang terus berkembang hingga saat ini. 

"Perubahan seperti ini perlu segera diantisipasi, disiapkan, direncanakan secara matang," kata Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas dengan topik "Perencanaan Transformasi Digital", di Istana Merdeka, Jakarta, Senin, 3 Agustus 2020.

Baca Juga: Lakukan Efisiensi, Begini Cara Bank Permata Dongkrak Penyaluran Kredit UMKM

Program-program seperti "UMKM Go Digital" dan "Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia" (Gernas BBI) di tahun 2020 mendorong banyak UMKM untuk memanfaatkan platform e-commerce dan layanan daring.

Program UMKM Go Digital yang diluncurkan oleh pemerintah telah memberikan hasil positif dalam beberapa tahun terakhir. Jumlah UMKM yang beralih ke digitalisasi terbukti terus melebihi target dan secara konsisten meningkat dari tahun 2020 hingga 2023. 

Pada tahun 2020, jumlah UMKM yang terdigitalisasi mencapai 12 juta, melampaui target yang ditetapkan sebesar 10 juta UMKM. Program Gernas BBI pada tahun 2020 telah berhasil meningkatkan jumlah UMKM digital dari 14% menjadi 25%.

Program PaDi UMKM yang diluncurkan pada Agustus 2020, juga menunjukkan hasil besar. Hingga September 2021, program ini mencatatkan transaksi senilai Rp118,8 triliun dari 10.412 UMKM.

Berlanjut ke tahun selanjutnya, menurut Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEa), jumlah UMKM yang telah Go Digital mencapai 21,8 juta pada tahun 2022.

Tren positif ini terus berlanjut hingga tahun 2023 dengan semakin banyak UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital dan melebihi target. Hingga awal Desember 2023, pelaku UMKM di ekosistem digital sebanyak 27 juta. Pencapaian tahun lalu itu pun membuat target Pemerintah Indonesia pada tahun ini semakin dekat terwujud, yaitu 30 juta UMKM Digital.

Baca Juga: Kominfo Blokir Aplikasi TEMU, Lindungi UMKM Lokal dari Persaingan Tidak Sehat

Peran Strategis Digitalisasi UMKM di Indonesia tidak hanya membantu sektor ini bertahan di tengah krisis, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi digital secara signifikan.

Pada tahun 2022, pendapatan ekonomi digital di Indonesia mencapai US$77 miliar, meningkat 22% dibandingkan tahun 2021. Khusus dari Pasar Digital (PaDi), menurut Menteri BUMN, Erick Thohir, nilai transaksinya mencapai Rp37,2 triliun sejak diluncurkan pada 2019 hingga Oktober 2023.

Berkembangnya UMKM Digital selaras dengan ekosistem keuangan digital. Ekosistem ekonomi dan keuangan digital Indonesia telah mengalami kemajuan pesat dan mampu turut menjadi lokomotif penggerak pertumbuhan ekonomi nasional. 

Hal tersebut tercermin dari beberapa pencapaian Indonesia di tingkat global. Salah satunya adalah kenaikan 11 peringkat pada World Digital Competitiveness Ranking. Hasil ini mengangkat posisi Indonesia dari peringkat ke-56 pada 2019 menjadi peringkat ke-45 pada 2023. 

Selain itu, hingga Januari 2024, Indonesia menjadi negara peringkat ke-6 dengan jumlah start-up terbanyak secara global, memiliki startup inovatif terbanyak di ASEAN, serta memiliki 15 unicorn dan 2 decacorn mendunia.

“Jumlah UMKM kita juga sangat besar, 64 juta. Tentu digital UMKM ini akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital dan pembayaran digital kita. Sehingga saya titip, transformasi digital itu harus inklusif, harus berkeadilan. Masyarakat di pinggiran, masyarakat ekonomi lapisan bawah, ekonomi mikro, UMKM, semuanya harus mendapatkan akses dan kesempatan yang sama. Harus mendapatkan perlindungan yang sama. Saya minta kepada OJK dan BI untuk meningkatkan perlindungan masyarakat di sektor ekonomi digital,” ujar Presiden Joko Widodo yang hadir secara langsung dalam acara Opening Ceremony Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) dan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2024, Kamis (1/08).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: