Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Di Forum G20 Education Dialogue, Rektor Universitas Pancasila Dorong Revolusi Digital dan IT Bidang Pendidikan

Di Forum G20 Education Dialogue, Rektor Universitas Pancasila Dorong Revolusi Digital dan IT Bidang Pendidikan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rektor Universitas Pancasila (UP) Prof Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan bahwa revolusi digital abad ke-21 menuntut pemanfaatan teknologi secara maksimal dalam berbagai aspek, termasuk bidang pendidikan. 

Hal itu disampaikan saat menjadi keynote speaker sesi paralel pada forum G20 Education Dialogue: Education, Technology and Quality Growth in the Digital Era, di Tiongkok, Sabtu (12/10/2024).

Dalam keynote untuk sesi paralel mengenai Strategies and Methods for International Cooperation itu, Prof Marsudi juga menyampaikan rekomendasi lainnya yakni mengadaptasi kurikulum sesuai tuntutan industri yang berkembang serta kompetensi artificial intelligence (AI) dan technology information (TI).

"Kemudian, memanfaatkan teknologi dan memperluas platform digital lainnya, serta fokus pada pelatihan di sektor-sektor berkelanjutan dan pekerjaan yang tidak akan tergantikan oleh mesin," terang Prof Marsudi.

Baca Juga: Rektor Universitas Pancasila: Pendidikan Karakter Makin Penting, Tak Bisa Direplikasi AI

Dalam presentasinya yang membahas International & Private Partnership in Vocational Education itu, Marsudi juga memaparkan tentang tujuan dan tantangan dalam kerja sama internasional.

Menurutnya, kerja sama internasional sangat diperlukan untuk saling berbagi praktik terbaik antarnegara, meningkatkan kualitas dan standar pendidikan, mengatasi ketidakcocokan keterampilan secara global, dan mendorong pertukaran budaya melalui pendidikan dan pelatihan vokasi.

Namun, ia mengakui ada beberapa tantangan dalam kerja sama internasional yakni hambatan bahasa dan budaya yang mengganggu komunikasi, perbedaan standar pendidikan yang menciptakan masalah keselarasan, dan kendala pendanaan yang membatasi partisipasi dalam program.

"Selanjutnya, ketidakstabilan politik dan ekonomi yang mempengaruhi konsistensi, ketidakcocokan antara pelatihan dan kebutuhan industri, masalah pendanaan dan keberlanjutan, serta hambatan regulasi dan birokrasi di berbagai negara seperti Kerangka Kualifikasi Nasional," terangnya.

Baca Juga: Rektor Universitas Pancasila, Sebut Pendidikan Vokasional Pilar Penting Industrialisasi

Oleh sebab itu, ia mengapresiasi forum kali ini karena bertujuan untuk mendorong pertukaran dan kerja sama pendidikan di bawah kerangka G20, serta meningkatkan kolaborasi di antara negara-negara anggota dalam bidang pendidikan.

"Terutama dalam menghadapi revolusi digital abad ke-21 pada sektor pendidikan. Hal ini akan memberikan kesempatan belajar seumur hidup bagi semua orang melalui sarana digital selaras dengan visi negara-negara G20 untuk pertumbuhan berkualitas dan pembangunan berkelanjutan," tandasya.

Pada acara yang berlangsung di East Campus of Beijing Foreign Studies University, Tiongkok, 10-12 Oktober 2024, ini dihadiri juga oleh pakar pendidikan, akademisi, serta pembuat kebijakan dari seluruh dunia. Kegiatan ini diakhiri dengan kunjungan ke Situs Warisan Dunia UNESCO Beijing Central Axis.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: