Direktur Industri Hasil Hutan dan Perkebunan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Setia Diarta, mengatakan bahwa pihaknya mendorong pertumbuhan industri agro di tiap daerah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah itu sendiri. Industri agro tersebut mencakup sebanyak tujuh sektor utama. Di antaranya makanan, minuman, hasil kebun, kertas, percetakan, olahan kayu, dan kerucut.
"[Industri tersebut] mencatatkan pertumbuhan rata-rata sebesar 4,84 persen hingga tahun 2024," kata Setia Diarta dalam keterangannya, Rabu (16/10/2024).
Baca Juga: Dana Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) Naik Jadi Rp60 Juta
Setia mencatat bahwa pertumbuhan tersebut lebih baik apabila dibandingkan dengan capaian pada tahun 2023 dan 2020 lalu. Di sisi lain, sektor tersebut juga berkontribusi lebih dari 51% terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan. Di sisi lain, sektor agro juga mencatat surplus perdagangan sebesar 17,91%.
"Total investasi di industri agro saat ini mencapai hampir Rp90 triliun," tuturnya.
Sektor agro dinilai memiliki daya saing yang cukup tinggi. Utamanya di industri kelapa sawit yang mana Indonesia menjadi produsen kelapa sawit terbesar di dunia. Dia menegaskan pentingnya melindungi industri sawit dari kampanye negatif yang kerap menyerang produk kelapa sawit Indonesia.
Pihaknya juga mencatat bahwa produksi sawit Indonesia pada tahun 2023 mencapai 250 juta tandan buah segar dengan produksi minyak sawit mentah (CPO) berkisar antara 50 hingga 51 juta ton.
Baca Juga: Harga CPO Diperkirakan Melambung di Tengah Panasnya Cuaca dan Timur Tengah
Akan tetapi, kata Setia, tantangan utama yang dihadapi oleh industri agro yakni ketergantungan terhadap bahan baku serta bahan penolong dari luar negeri, khususnya di industri makanan dan minuman.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement