Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, Pertemuan Tahunan IMF-WB 2024 Bahas Pentingnya Kerja Sama Multilateral
Ekonomi global diproyeksikan tetap tumbuh stabil meski dihadapkan pada risiko dan ketidakpastian yang semakin meningkat. Hal ini sejalan dengan pemulihan ekonomi di negara maju yang diiringi oleh disinflasi, ketegangan geopolitik yang terus berlanjut di Timur Tengah, serta fragmentasi geo-ekonomi dan perdagangan yang perlu diwaspadai.
Tantangan ini mendorong perlunya pengendalian inflasi, konsolidasi fiskal, koordinasi kebijakan moneter dan fiskal, serta komunikasi kebijakan yang lebih kuat untuk mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi global.
Hal ini menjadi pembahasan dalam Pertemuan Tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) yang berlangsung pada 22-26 Oktober 2024 di Washington D.C., Amerika Serikat.
Dalam rangkaian pertemuan tersebut, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara G20 turut hadir untuk membahas langkah strategis dalam menghadapi tantangan ekonomi global.
Bank Indonesia menekankan pentingnya kebijakan dan langkah yang konsisten dalam merespons ketidakpastian global. Dalam pertemuan ini, Bank Indonesia menyerukan pentingnya mengatasi dampak rambatan (spillover) dari ekonomi global terhadap negara berkembang.
Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan keleluasaan kepada bank sentral dalam menerapkan bauran kebijakan yang tepat, serta memperkuat dukungan Lembaga Keuangan Internasional (International Financial Institution - IFIs) terhadap negara berkembang.
Koordinasi antara kebijakan fiskal dan moneter serta reformasi struktural juga sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi.
Selain itu, Bank Indonesia menyatakan komitmennya dalam mendukung penguatan kerja sama multilateral dengan mengimplementasikan kesepakatan 16th General Review of Quota, yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas IMF sebagai jaring pengaman keuangan global.
Bank Indonesia juga mendorong penyesuaian formula kuota IMF melalui 17th General Review of Quota guna memperkuat keterwakilan negara berkembang di lembaga tersebut.
Dalam pertemuan G20, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral negara-negara anggota, termasuk Indonesia yang diwakili oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta, dan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia, Thomas Djiwandono, sepakat melanjutkan kerja sama guna menjawab tantangan global dan mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs).
Beberapa fokus utama kerja sama ini meliputi penguatan Bank Pembangunan Multilateral dan Regional serta pengembangan pembayaran lintas batas (cross-border payment) yang diharapkan mampu menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi global yang lebih baik.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, BI Perpanjang Kebijakan DP 0% Kredit Kendaraan Bermotor
Pada pertemuan IMF ini, para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral sepakat terhadap Global Policy Agenda IMF, yang bertujuan mendorong pemulihan ekonomi global serta mengatasi tantangan pertumbuhan dunia.
Para pembuat kebijakan diminta untuk fokus memastikan inflasi sesuai target, menjaga stabilitas sistem keuangan, melakukan konsolidasi fiskal demi keberlanjutan pembangunan, dan melaksanakan reformasi struktural guna mendorong produktivitas dan prospek tenaga kerja.
Secara keseluruhan, baik dalam pertemuan G20 maupun IMF, seluruh negara menyepakati pentingnya memperkuat kerja sama multilateral yang efektif untuk menjamin stabilitas dan pemulihan ekonomi global di tengah meningkatnya tantangan dan risiko ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement