Kredit Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Potensi ini pun didominasi oleh perkebunan di Sumatera dan Kalimantan. Kendati demikian, Wiko mengungkapkan jika model rantai pasok biodiesel saat ini masih belum memungkinkan petani sawit swadaya untuk mendapatkan nilai tambah yang maksimal.
Oleh sebab itu, dia mengusulkan adanya model baru yang memungkinkan perkebunan sawit swadaya dapat menyuplai langsung ke Pabrik Kelapa Sawit (PKS) mini yang dikelola oleh kelompok petani yang kemudian memasok langsung ke PT Pertamina sebagai offtaker biodiesel.
Baca Juga: GAPKI Dorong Diversifikasi Ekspor Sawit Indonesia, India Jadi Target Potensial
Meskipun begitu, dia mengaku masih ada beberapa tantangan yang menghambat optimalisasi peran petani sawit swadaya dalam rantai pasok biodiesel. Di antaranya yakni masih banyak kebun sawit swadaya yang produktivitasnya menurun serta membutuhkan peremajaan.
Selain itu, aspek kelembagaan petani swadaya pun masih lemah dan regulasi perizinan PKS mini juga menjadi kendala utama.
Lebih lanjut, kendala lainnya adalah kurangnya data yang akurat terkait petani sawit swadaya termasuk nama dan alamat, sehingga hal tersebut menyulitkan pemerintah dalam memastikan legalitas dan kesiapan petani dalam mendukung industri biodiesel nasional.
Baca Juga: Soal Biodiesel, Pemerintah Diminta Wajibkan Industri Libatkan Petani Sawit
Maka dari itu, dirinya menegaskan bahwa diperlukan langkah strategis yang diambil oleh pihak terkait untuk memberdayakan perkebunan sawit swadaya agar dapat berperan aktif dalam rantai pasok biodiesel. Model rantai pasok yang lebih inklusif dinilai bisa membuat petani sawit menikmati manfaat yang lebih besar serta industri biodiesel nasional juga akan menjadi lebih berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement