Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Prof. Marsudi Hadiri Tasyakuran Tutup Giling 2024 Pabrik Gula Rejo Agung Baru

Prof. Marsudi Hadiri Tasyakuran Tutup Giling 2024 Pabrik Gula Rejo Agung Baru Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dewan Komisaris Holding BUMN PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau ID FOOD, Prof. Marsudi Wahyu Kisworo menghadiri sekaligus memberikan sambutan dalam acara Tutup Giling 2024 pabrik gula Rejo Agung Baru sekaligus ulang tahun PT PG Rajawali Satu, salah satu anggota ID FOOD yang dirayakan dengan pagelaran wayang kulit.

Ia menyampaikan bahwa syukuran dirayakan dengan pagelaran wayang kulit sebagai ungkapan rasa syukur karena PG Rejo Agung Baru berhasil menggiling 7,7 juta kuintal tebu dengan total produksi gula mencapai 55 ribu ton, dari target awal hanya bisa menggiling 7 juta kuintal tebu dengan hasil gula 50 ribu ton.

Hasil giling 2024 itu pun merupakan capaian terbesar PG Rejo Agung Baru dalam kurun waktu 10 tahun.

"Sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan sekaligus terima kasih kepada seluruh mitra dan petani karena tahun ini PG Rejo Agung Baru mencapai prestasi produksi gula terbesar sepanjang sejarah berdirinya pabrik gula tersebut. Demikian juga saudaranya yaitu pabrik gula Krebet Baru Malang," ujar Prof Marsudi di Madiun, Jumat (1/11/2024) malam.

Pegelaran wayang kulit yang mengambil cerita Pandawa Jaya Binangun ini dihadiri oleh pejabat-pejabat seperti Pj Walikota Madiun, Kapolres, Dandim, Danrem, Direksi Holding ID FOOD, Direksi Bulog, Direksi PT PG Rajawali Satu, seluruh jajaran PG Rejo Agung Baru, para mitra, petani tebu, dan ribuan masyarakat Madiun.

Baca Juga: Prof. Marsudi: Indocomtech 2024 Dorong Kreativitas dan Wirausaha di Tengah Kemajuan AI

"Pemilihan pagelaran wayang kulit ini adalah untuk melestarikan budaya bangsa yang penuh nilai-nilai luhur," ungkap Rektor Universitas Pancasila itu.

Ia pun menjelaskan, pada pagelaran tersebut dipilih cerita Pandawa Jaya Binangun karena cerita ini menggambarkan kerja keras, perjuangan, kepemimpinan dan ketaatan. Mengalahkan rasa takut dan pesimisme, namun juga penghormatan kepada para sesepuh, sehingga membuahkan kemenangan.

"Cerita diambil dari pertengahan perang Baratayudha. Bagian ini menarik karena percakapan antara Krisna dengan Arjuna diabadikan dalam Bhagawad Gita (Nyanyian Tuhan) yang berisi ajaran-ajaran kemanusiaan yang sangat universal, termasuk ajaran kepeminpinan Hasta Brata," terangnya.

Diketahui, pagelaran ini juga dimeriahkan oleh artis dan pesinden nasional dan Mas Gareng dari Semarang yang sangat terkenal, dan dalangnya seorang dosen pewayangan dari Institut Seni Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: