Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Optimis Hadirkan Energi Murah, Thorcon Sebut Nuklir Lebih Terjangkau Dibanding Batu bara

Optimis Hadirkan Energi Murah, Thorcon Sebut Nuklir Lebih Terjangkau Dibanding Batu bara Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Thorcon Power Indonesia (PT TPI) sebagai salah satu kandidat terkuat pengembang Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) RI menegaskan pentingnya pengembangan energi ini guna mendukung tercapainya transisi energi sekaligus mewujudkan ketahanan energi nasional. 

Direktur Operasi Thorcon Power, Bob S Effendi menyatakan lewat nuklir pihaknya mengklaim mampu menghadirkan energi listrik yang tidak hanya bersih dan ramah lingkungan tapi juga murah atau setara dengan PLTU batu-bara yang merupakan backbone kelistrikan saat ini pada kisaran Rp1000 per kwh. 

Baca Juga: Dari Antariksa Hingga Energi Nuklir, BRIN Ungkapkan Riset Jadi Prioritas Utama Prabowo

”Harga yang kami tawarkan di USD6,9 cent atau kurang lebih Rp1.100 per Kwh. Nah ini tergolong murah karena di bawah TDL yang Rp1.400, jadi kita ini (optimistis) bisa bersaing dengan batubara,” ucap Bob kepada Warta Ekonomi, Minggu (04/11/2024).

Bob menerangkan, PLTN pertama yang bakal dibangun Thorcon berada di Pulau Kelasa, Bangka Belitung merupakan PLTN TMSR500. PLTN berteknologi molten salt reactor berkapasitas 2×250 Megawatt (MW) ini dijadwalkan Commercial Operation Date (COD) PLTN di tahun 2031.

Progres Saat Ini

Sejak tahun 2023, PT Thorcon Power telah menandatangan MoU dengan Dewan Energi Nasional (DEN) guna menyusun proposal pengembangan PLTN di Indonesia. Proposal ini telah selesai pada Bulan Agustus 2024 lalu dan telah diserahkan ke DEN dan Menteri Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM)

”(Pembangunan) PLTN pertama ini tanpa APBN, sebagai IPP/Independent Power Producer dengan target investasi sekitar Rp17 Triliun,” ungkap Bob.

Selanjutnya, di Bulan Desember mendatang Thorcon akan melakukan submission atau pendaftaran PET/SMET (Program Evaluasi Taoak/Sistem Manajemen Evaluasi Tapak) ke pada Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN).

”Tentunya kita berharap dalam waktu dekat di tahun 2025, Pemerintah dapat menempatkan Pulau Kelasa ini di dalam RUPTL (Rencana Usaha Penambahan Tenaga Listrik),” lanjut Bob.

Kemudian, ketika Pulau Gelasa telah masuk dalam RUPTL PLN, maka diharapkan dapat berlanjut ke proses PPA (Power Purchase Agreement). Sehingga, di tahun 2026 Thorcon bisa memulai konstruksi.

Baca Juga: NEPIO Akan Dipimpin Presiden, Indonesia Bakal Siap Olah Nuklir

”Nah diharapkan tahun 2027 kita sudah melakukan Pemotongan baja pertama dan tahun 2028 barangnya sudah masuk ke Indonesia, akan dikonstruksi di galangan kapal di Korea Selatan lalu ditarik ke Indonesia Tahun 2028. Harapannya tahun 2029 Mungkin tahun 2029 Tahun 2030 sudah bisa reaksi berantai, target COD itu tahun 2031,” tutup Bob.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: