Tumbuh 4,95% di Kuartal III 2024, Kinerja Ekonomi RI Lebih Baik Dibanding Singapura, Arab Saudi, Meksiko
Di tengah tingginya ketidakpastian dan berbagai tantangan global yang masih membayangi, seperti fragmentasi geoekonomi, ketegangan geopolitik, hingga proyeksi ekonomi global yang tumbuh 3,2% pada 2024 dan 2025, dimana masih di bawah rata-rata historis, ekonomi Indonesia pada Triwulan III-2024 mampu tumbuh sebesar 4,95% (yoy), 1,5% (qtq), atau sebesar 5,03% (ctc).
Meskipun secara historical ekonomi Indonesia cenderung turun di kuartal III 2024, namun Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimis ekonomi Indonesia mampu tumbuh diatas 5% sepanjang 2024.
Baca Juga: OJK Dorong Industri Pembiayaan Unjuk Gigi buat Pertumbuhan Ekonomi
“Memang berdasarkan historical kuartal ketiga relatif turun sedikit dibandingkan kuartal-kuartal sebelumnya. Tentunya kita berharap kuartal keempat bisa lebih baik. Dan kontribusinya walaupun dari kuartal ke kuartal masih naik sebesar 1,5 persen. Kalau kita bandingkan 3 kuartal, kuartal awal sampai dengan kuartal 3 sekarang, kita masih tumbuh 5,03 persen. Artinya kalau tumbuh 5,03 persen kita masih bisa berharap bahwa perekonomian kita bisa jaga di akhir tahun. Masih di level 5 sesuai dengan APBN kita,” ucapnya dalam Konferensi Pers Pertumbuhan Ekonomi Triwulan III-2024 di Kantor Kemenko Perekonomian, dikutip dari siaran pers, Rabu (6/11).
Sebagaimana siklus triwulanan, pada triwulan III pertumbuhan ekonomi cenderung menurun dibandingkan triwulan sebelumnya. Apalagi pada triwulan ini tidak ada dorongan event besar dan khusus, seperti Hari Besar Keagamaan atau liburan anak sekolah, seperti triwulan sebelumnya.
Tingkat pertumbuhan ekonomi Triwulan III-2024 didukung oleh inflasi yang rendah dan terkendali di rentang sasaran 2,5% ±1% yaitu 1,71% di bulan Oktober 2024 dengan rasio utang yang terkendali pada 39,4% di bulan Juni 2024. Kinerja ekonomi Indonesia juga tetap solid, bahkan lebih baik dibandingkan negara maju atau negara berkembang lainnya, seperti Singapura (4,1%), Arab Saudi (2,8%), dan Meksiko (1,5%).
Seluruh komponen pengeluaran juga mengalami pertumbuhan positif. Konsumsi Rumah Tangga tumbuh 4,91% dan menjadi sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 2,55% yang didorong oleh peningkatan di sektor hotel dan restoran. Sementara itu, PMTB tumbuh sebesar 5,15%, yang didorong investasi pemerintah dan swasta, terutama dalam pembangunan infrastruktur.
Semua sektor lapangan usaha juga mengalami pertumbuhan positif, dengan lima sektor utama yang berkontribusi sebesar 64,94%. Sektor Transportasi dan Pergudangan tumbuh paling tinggi, mencapai 8,64% sejalan dengan peningkatan jumlah penumpang dan pengiriman barang. Sektor makanan dan minuman tumbuh 8,33% seiring meningkatnya jumlah kunjungan wisman, MICE, dan event internasional seperti Moto GP Mandalika, dan PON XXI.
Secara spasial, pertumbuhan ekonomi terjadi di seluruh wilayah, meski ada pelambatan di beberapa wilayah seperti Sumatera, Sulawesi, dan Maluku-Papua. Wilayah Jawa, Kalimantan, Bali, dan Nusra menunjukkan pertumbuhan yang lebih kuat dibandingkan wilayah lainnya.
“Pertumbuhan ekonomi di Indonesia juga semakin berkualitas. Terkait dengan angka jumlah penduduk yang bekerja bertambah 4,79 juta, menjadi 144,64 juta orang dibandingkan Agustus tahun 2023. Sementara pengangguran pun berkurang 0,39 juta orang atau 390 ribu. Menjadi 7,47 juta orang,” kata Menko Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement