Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bappebti Optimis SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor Komoditas

Bappebti Optimis SRG dan PLK Dapat Perkuat Pasar Dalam Negeri dan Ekspor Komoditas Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) optimis sistem resi gudang (SRG) dan pasar lelang komoditas (PLK) dapat berkontribusi pada penguatan pasar dalam negeri dan perluasan ekspor komoditas.

SRG dapat menjadi instrumen untuk menjaga pasar komoditas yang disimpan di gudang SRG, baik lokal maupun untuk ekspor. Pastinya kualitas komoditas di gudang SRG dapat terjamin karena telah melalui uji mutu sebelum penyimpanan. 

Baca Juga: Gelombang PHK Makin Besar, Anggota DPR Ingatkan Kemenkes Jangan Sampai Sektor Padat Karya Tembakau Tertekan Rancangan Permenkes

Bahkan depan SRG ini akan terintegrasi dengan PLK. Melalui SRG dan PLK, kualitas, kuantitas dan kontinuitas komoditas juga terjamin sehingga dapat memberikan kontribusi dalam perluasan ekspor komoditas.

Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita menekankan hal tersebut dalam sambutan dan arahannya pada Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK Tahun 2024 di Tangerang, Banten pada Senin lalu (11/11/2024).

Kegiatan Bulan Literasi 2024 ini mengusung tema “Optimalisasi SRG dan PLK dalam Mendukung Penguatan Pasar Dalam Negeri dan Peningkatan Ekspor”. Hal ini tentu merupakan kerja keras seluruh pihak, kolaborasi Bappebti dengan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) dan Kliring Perdagangan Berjangka Indonesia (KPBI).

Bulan Literasi SRG dan PLK Tahun 2024 ini akan digelar hingga Desember 2024 dengan kegiatan antara lain seminar web (webinar), kuliah umum, pertemuan dengan pemangku kepentingan, serta sosialisasi kepada petani dan pelaku usaha bersama kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Tidak ketinggalan, penyebaran literasi melalui media sosial.

"Pemerintah Indonesia melalui Kabinet Merah Putih telah menetapkan program prioritas yang fokus pada swasembada pangan, swasembada energi, hilirisasi, serta makan siang bergizi gratis bagi ibu hamil dan anak sekolah. Selaras dengan program tersebut, Menteri Perdagangan menetapkan tiga program prioritas Kementerian Perdagangan, yakni pengamanan pasar dalam negeri, perluasan pasar ekspor dan peningkatan umkm berani inovasi siap adaptasi (BISA) ekspor. Untuk mendukung capaian kinerja Kementerian Perdagangan tersebut, Bappebti memiliki tiga instrumen yaitu Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK), SRG, dan PLK,” terang Kepala Bappebti Kasan secara terpisah, dikutip dari siaran pers Kemendag, Rabu (13/11).

SRG dapat menjadi instrumen dalam menghadapi gejolak penurunan harga komoditas sebagai sarana penyimpanan barang di gudang SRG sehingga melalui skema tersebut, SRG dapat mendukung stabilitas harga dan pasokan komoditas serta menjaga inflasi. 

Selain SRG, yang tidak kalah penting adalah kebijakan PLK. PLK berperan penting sebagai alternatif perluasan akses pasar komoditas sehingga bermanfaat bagi pemilik barang untuk pemasaran komoditas, menciptakan efisiensi mata rantai perdagangan, sarana pembentukan harga komoditas yang transparan, serta tersedianya bahan baku berkualitas bagi industri pengolahan atau pabrikan.

Sekretaris Bappebti Olvy Andrianita menambahkan, fokus pengembangan SRG dan PLK saat ini adalah untuk menjaga pasar komoditas yang disimpan di gudang SRG sehingga memiliki nilai lebih bagi masyarakat, terutama pemilik barang baik petani, nelayan, petambak, pekebun, maupun peternak.

“Ke depan, SRG dan PLK ini akan terintegrasi sebagaimana amanat Perpres No. 75/2022 tentang Penataan, Pembinaan, dan Pengembangan PLK. Integrasi ini dalam rangka menciptakan price discovery yang pada akhirnya terbentuk price reference bagi komoditas unggulan Indonesia. Puncak dari semua strategi tersebut adalah bagaimana SRG dan PLK mampu menjaga neraca perdagangan Indonesia melalui penguatan ekspor nonmigas,” terang Olvy.

Capaian transaksi SRG dan PLK saat ini sukup menggembiakan. Dari sisi transaksi, nilai penerbitan resi gudang pada Januari--Oktober 2024 tercatat mencapai Rp2,59 triliun. Nilai ini meningkat 174 persen dibanding periode yang sama pada 2023 yang mencapai Rp872,2 miliar. 

Adapun capaian transaksi PLK pada Januari--Oktober 2024 tercatat Rp51,2 miliar dengan penyelenggaraan lelang 67 kali. Komoditas yang banyak ditransaksikan antara lain karet, kopra, pinang, beras, dan jagung.

"Potensi SRG dan PLK untuk berkembang sangat besar baik jenis komoditas, nilai transaksi, pemanfaatkan gudang, termasuk kinerja ekspornya. Meskipun tantangan ke depan tidak mudah baik dari nasional maupun global. Untuk itu diperlukan penguatan ekosistem, optimalisasi pengawasan dan penguatan regulasi SRG dan PLK di samping pembinaan dan pengembangan komoditas. Selain itu, kolaborasi bersama pemangku kepentingan dan literasi kepada pelaku usaha, petani, peternak, pekebun, nelayan, petambak, sampai industri, pedagang dan eksportir juga harus terus dimaksimalkan,” tegas Olvy.

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan PLK Heryono Hadi Prasetyo mengatakan, Bappebti akan terus melakukan pembinaan dan pengembangan SRG PLK serta penguatan literasi. Penguatan kolaborasi dengan instansi terkait, Pemerintah Daerah, SRO, dan pelaku usaha juga harus terus dilakukan agar implementasi di lapangan semakin baik.

"Dengan kolaborasi dan literasi yang apik, diharapkan informasi SRG dan PLK dapat digaungkan secara masif. Hal ini akan berujung pada meningkatnya pemahaman, sinergi, dan pemanfaatan SRG dan PLK, khususnya dalam mendukung penguatan pasar dalam negeri dan peningkatan ekspor nonmigas," imbuh Heryono.

Dalam Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 juga digelar dialog panel dengan narasumber Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan SRG dan PLK Heryono Hadi Prasetyo, Direktur Utama PT KBI Budi Susanto, Direktur Utama PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara Arif Budiman, dan Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang Miftahudin Shaf.

Beberapa poin yang mengemuka pada sesi diskusi antara lain perlunya fokus komoditas yang terukur dalam penguatan ekspor melalui SRG. Sebagai contoh kopi (robusta, arabica, dan specialty); timah, ikan (segar, beku, telur ikan); rumput laut, serta komoditas organik. Perlu juga pemetaan komoditas untuk penguatan PLK seperti teh, kopi, lada, karet, tembakau, dan rempah. Bappebti juga harus fokus pada penguatan pengawasan dan regulasi di samping pengembangan produk, gudang, dan pelaku yang aktif di SRG dan PLK.

Dalam penguatan ekspor komoditas di pasar global melalui SRG dan PLK, hal yang tidak boleh luput adalah dengan menggandeng negara mitra seperti Tiongkok, Jepang, maupun Belanda. Pastikan juga kualitas barang terjaga. Hal ini untuk mempertahankan komoditas Indonesia agar dapat diekspor secara berkelanjutan. Peran perwakilan perdagangan di luar negeri juga menjadi signifikan sebagai garda terdepan dalam perluasan pasar ekspor komoditas unggulan Indonesia.

Pembukaan Bulan Literasi SRG dan PLK 2024 juga dihadiri Kepala Biro Humas Kementerian Perdagangan Muhammad Rivai Abbas, Senior Executive Vice President Bank Victoria serta sekitar 200 peserta yang  hadir secara hibrida, termasuk peserta daring dari Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya

Advertisement

Bagikan Artikel: