Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Raih Sertifikasi ISPO, Petani Sawit Indonesia Patuhi Komitmen Keberlanjutan

Raih Sertifikasi ISPO, Petani Sawit Indonesia Patuhi Komitmen Keberlanjutan Kredit Foto: Antara/Yudi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS), Sabarudin, mengungkapkan bahwa petani sawit Indonesia memiliki komitmen keberlanjutan sesuai dengan standar pasar global. Hal ini tercermin dari prestasi petani sawit swadaya kecil Indonesia yang meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) di Bangkok, Thailand.

Petani sawit Indonesia tersebut membuktikan komitmennya dalam memproduksi minyak sawit berkelanjutan sesuai dengan standar pasar global.

Baca Juga: 2 Proyek Hilirisasi Sawit Ini Dapat Belanja Modal Rp107 Miliar

Menurut Sabarudin, para petani sawit swadaya di Indonesia saat ini telah menerapkan sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), standar sawit berkelanjutan sesuai peraturan Indonesia bahkan juga sertifikasi RSPO standar sertifikasi sawit berkelanjutan di level global.

"Penyerahan sertifikasi RSPO ini dilakukan dilakukan dan kami terima di Bangkok, Thailand pada Minggu (10/11/2024) lalu," kata Sabarudin dalam keterangan yang diterima Warta Ekonomi, Jumat (15/11/2024).

Adapun para petani sawit yang menerima sertifikasi RSPO tersebut diketahui berada di bawah naungan SPKS dengan sekitar 600 petani yang tergabung dalam tiga koperasi yakni Koperasi Produsen Karya Desa Mandiri dari Kabupaten Labuhanbatu Utara (Sumatera Utara), Koperasi Produsen Usaha Bersama Tunas Merapi Manunggal Kabupaten Rokan Hulu (Riau), dan Koperasi Makmur Barokah Belutu Kabupaten Siak (Riau).

Menurut Sabarudin, saat ini tercatat telah ada 12 koperasi yang menerapkan RSPO dan ISPO dengan akumulasi sekitar 2.300 petani dan luas lahan sekitar 3.500 hektare.

Baca Juga: 5 Penyebab Harga Sawit Menanjak, Apa Saja?

"Ini menunjukkan bahwa petani sawit memiliki komitmen kuat memproduksi sawit berkelanjutan sesuai dengan yang diinginkan atau dituntut oleh pasar global," ucap Sabarudin.

Dirinya pun mengingatkan agar jangan sampai ada anggapan bahwa petani sawit tidak bisa memproduksi sawit berkelanjutan sesuai dengan permintaan global.

"Bahwa tidak hanya perusahaan yang mampu melakukan produksi sawit berkelanjutan. Bahwa kami ingin sampaikan petani sawit selain menerapkan sertifikasi juga melakukan konservasi hutan dengan melakukan perlindungan hutan sekitar kebun yang dikelola. Hal ini ditunjukkan oleh petani sawit di Kalimantan barat anggota dari SPKS," ujarnya.

Baca Juga: Bagian Asta Cita Prabowo, Daya Siang Kelapa Sawit Mesti Dijaga

Di sisi lain, dirinya pun mengakui bahwa untuk menerapkan standar sawit berkelanjutan, membutuhkan biaya yang cukup besar. Sementara itu, dukungan dari para perusahaan besar yang selama ini meraup keuntungan besar dalam industri sawit nasional bisa dikatakan sangat minim,

Dirinya pun menegaskan bahwa selama ini perusahaan-perusahaan yang berkomitmen pada keberlanjutan, termasuk perusahaan anggota RSPO dinilai sangat minim memberikan dukungan kepada para petani sawit swadaya kecil.

"Sementara, untuk dukungan pemerintah juga belum maksimal. Kita mengharapkan dukungan dari perusahaan dan pemerintah kepada petani sawit agar lebih banyak lagi petani yang mengelola sawit sesuai dengan standar pasar global," ujar Sabarudin.

Untuk itu, ia mengatakan SPKS berkomitmen mendukung upaya pemerintah dalam percepatan sertifikasi ISPO.

Baca Juga: Tentukan Nasib Industri Sawit, Pakar Prediksi Tiga Skenario EUDR

"Semua koperasi SPKS akan disertifikasi dengan ISPO. Kami melihat ISPO juga akan menjadi kunci untuk perbaikan pada produktivitas sawit nasional, selain pada perbaikan tata kelola sawit itu sendiri," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: