Dolar Amerika Serikat (AS) mencatatkan pelemahan yang signifikan pada perdagangan di Rabu (27/11). Hal ini dipicu oleh sejumlah kekhawatiran pasar terkait dengan kebijakan dari AS.
Dilansir Selasa (26/11), berikut ini adalah catatan pegerakan indeks dolar hingga efeknya terhadap sejumlah mata uang dunia:
- Indeks Dolar (DXY): Turun 0,74% ke level 106,06.
- Euro: Naik 0,74% ke US$1,0564.
- Yen Jepang: Menguat 1,43% ke 150,91.
- Sterling Inggris: Naik 0,81% ke US$1,267.
- Dolar Australia: Naik 0,34% ke US$0,6494.
- Dolar Selandia Baru: Melonjak 1,06% ke US$0,5896.
Pasar tengah dilanda kekhawatiran akibat rencana dari Presiden Terpilih, Donald Trump. Trump baru-baru ini berencana untuk mengenakan tarif 25% untuk produk dari Kanada dan Meksiko, serta 10% untuk barang dari China. Hal ini berpotensi akan mempengaruhi inflasi dan sejumlah kesepakatan dagang lainnya dengan AS.
Di sisi lain, rencana tersebut juga membuat pasar meyakini bahwa pemangkasan suku bunga kemungkinan besar akan diambil oleh Federal Reserve (The Fed) di Desember. Hal ini memicu aksi jual dolar dari investor setelah bullish yang cukup panjang.
Adapun Pertumbuhan Kuartal III Ekonomi AS tercatat tumbuh 2,8% secara tahunan, hal ini sesuai dengan ekspektasi pasar. Inflasi Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) juga naik 0,2% pada Oktober, dengan kenaikan tahunan mencapai 2,3%.
Baca Juga: Tolak Investasi 100 Juta Dolar AS, Kemenperin Undang Apple ke RI Negosiasi Dua Hal
Pelemahan dolar mencerminkan kombinasi aksi jual teknikal dan kekhawatiran pasar terhadap kebijakan tarif dari Trump. Meskipun ketegangan global masih tinggi, stabilitas data ekonomi dan peluang pemangkasan suku bunga tetap menjadi faktor kunci dalam pergerakan dolar ke depan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement