Kinerja pertumbuhan ekonomi Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) tetap terjaga di tengah ketidakpastian global yang masih berlanjut. Pada triwulan III 2024, ekonomi Kepri mampu tumbuh sebesar 5,02 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan capaian Nasional yang sebesar 4,95 persen (yoy), serta terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri Adidoyo Prakoso mengatakan, pertumbuhan ekonomi Kepri masih ditopang oleh sejumlah sektor utama, antara lain sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, serta Perdagangan. Sementara itu, dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tersebut terutama didorong oleh kinerja Net Ekspor, Konsumsi Rumah Tangga, serta Investasi.
"Inflasi global yang cenderung berada pada tren penurunan turut tercermin pada inflasi Nasional dan Kepri yang tetap terkendali. Hingga Oktober 2024, Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Kepri mengalami inflasi sebesar 0,06 persen (mtm) atau sebesar 1,17 persen (ytd)," katanya, dalam pertemuan tahunan Bank Indonesia yang dihadiri Presiden Prabowo, Jumat (29/11/24) malam.
Dengan demikian, secara tahunan Provinsi Kepri mencatatkan inflasi sebesar 2,31% (yoy) atau masih terkendali dan berada mendekati titik tengah sasaran inflasi yakni 2,5±1 persen. Upaya pengendalian inflasi yang dilakukan di seluruh Kepri juga telah memperoleh apresiasi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi 2024 melalui penghargaan dan nominasi TPID Award dari Presiden RI.
Baca Juga: Komitmen BP Batam Sukseskan Mudik Nataru 2024
Untuk itu, Bank Indonesia menyampaikan apresiasi atas sinergi dan kolaborasi yang telah terjalin selama ini kepada TPID di seluruh Kepri, baik di tingkat provinsi maupun kab/kota, termasuk OPD terkait, instansi/lembaga vertikal, satgas pangan, asosiasi, pelaku usaha, serta seluruh stakeholders yang terlibat dalam pengendalian inflasi.
"Pertumbuhan ekonomi yang positif disertai dengan terjaganya inflasi tersebut turut tercermin pada meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kepri serta akseptansi sistem pembayaran digital," ujarnya.
Sepanjang tahun 2024 terjadi peningkatan dari sisi jumlah user, merchant, volume, dan nominal transaksi QRIS yang mencerminkan bagaimana preferensi masyarakat terhadap transaksi non tunai terus meningkat.
Baca Juga: Difasilitasi BP Batam, 41 KK Terdampak PSN Rempang Eco-City Kini Tempati Hunian Baru
Selain itu, Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) juga terus ditingkatkan, dengan delapan Pemda di Kepri berhasil mempertahankan status Digital. Capaian ini juga memperoleh apresiasi di tingkat nasional dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (Rakornas P2DD) 2024.
Ke depan, prospek perbaikan ekonomi Nasional dan Kepri masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan, mulai dari ketegangan geopolitik yang belum mereda, perubahan iklim, hingga dinamika arah kebijakan ekonomi negara maju.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Romus Panca
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement