“Secara nasional, Pertamina berkontribusi dari hulu migas sebesar 69 persen untuk minyak dan 34 persen gas,” terang Wiko.
Wiko menambahkan, untuk mendistribusikan energi di hulu migas ke seluruh Indonesia, Pertamina memiliki Subholding Gas dan Commercial & Trading. Subholding Gas Pertamina memiliki jaringan pipa transmisi sepanjang 5.900 km dan pipa distribusi 27.000 km. Sedangkan Subholding Commercial & Trading Pertamina memiliki jaringan BBM hingga mencapai 15.000 retail points.
“Distribusi energi ke seluruh Indonesia secara merata juga didukung Subholding Integrated Marine Logistics untuk memperkuat rantai suplai dari hulu hingga ke konsumen,” ujar Wiko.
Menurut Wiko, Pertamina juga telah menerapkan sistem digital secara solid dari hulu ke hilir. Pertamina telah menuntaskan digitalisasi penyaluran solar sebesar 100 persen, sedangkan Pertalite terus berproses begitu juga dalam penyaluran Liqufied Petroleum Gas (LPG). Dengan digitalisasi, penyaluran subsidi energi menjadi lebih tepat sasaran.
Di akhir rapat, pimpinan Komisi VI DPR RI Adisatrya Suryo Sulistio yang membacakan kesimpulan rapat menyampaikan bahwa Komisi VI mendukung program kerja strategis Pertamina beserta Subholding tahun 2025 dalam rangka mendukung tercapainya swasembada energi nasional.
Baca Juga: UMKM Binaan Pertamina Raih Transaksi Lebih dari Rp4,5 Miliar di Belanda
Selain itu, Komisi VI juga mendorong Pertamina untuk memastikan distribusi dan keterjangkauan, memperbaiki sistem distribusi BBM dan gas bersubsidi, menjaga kualitas Bahan Bakar Minyak (BBM), melaksanakan transformasi bisnis secara berkelanjutan, dan mempercepat proses transisi energi baru terbarukan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Advertisement