Antisipasi Tembok Tarif, Airlangga Sebut RI Butuh Market Intelligence untuk Nikel
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, meminta Indonesia Mining Association (IMA) untuk melakukan market intelligence terhadap komoditas nikel dan lithium. Langkah ini dilakukan untuk menjaga stabilitas harga komoditas tersebut.
”Dengan harga komoditas daripada minerba dan batubara. Kita juga harus menjaga agar pasar kita bisa menentukan pricing juga premium di market. Bukan kita menjadi price taker terus dan juga kita harus menjaga agar kerjasama mineral strategis bisa dibangun,” ucap Airlangga pada Indonesia Mining Summit di Jakarta, Selasa (04/12/2024).
Untuk menjaga harga tersebut, menurut Airlangga, kerja sama multilateral perlu diperkuat. Beberapa negara seperti Australia, Kanada, dan Amerika Serikat telah menunjukkan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Indonesia.
”Kerja sama antara nikel dan litium. Kontribusi mereka baik Kanada maupun Australia terkait dengan litium, kita dengan nikel. Intinya mereka tidak ingin bahwa nikel kita menjadi salah satu yang utama sehingga litium mereka tersubstitusi,” lanjut Airlangga.
Baca Juga: Airlangga Hartarto: Indonesia Butuh Investasi Rp 2.100 T di 2025
Airlangga menerangkan hal ini bisa menjadi win-win solution agar komoditas nikel RI tak kena tembok tarif atau tingkat bea masuk yang dirancang untuk memeriksa arus impor di negara tujuan. Pasalnya ini telah terjadi pada komoditas lain yakni sawit.
”Kalau tidak mereka akan pasang tembok tarif. Dan tembok tarif ini kita sudah lihat di mana-mana. Belajar dari kelapa sawit, tembok tarifnya dikejar dari traceability, daripada labor, daripada pricing. Sehingga banyak sekali yang mereka kejar dan saya pikir ini waktu yang tepat (bagi) kita untuk melakukan kerja sama dengan negara lain agar barang ini bisa menjaga premium di market dan juga bisa meningkatkan investasi dan menghasilkan devisa,” tutup Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement