Kolaborasi SPKS dan Nissin Foods Holdings Dukung Industri Sawit Berkelanjutan
Serikat Petani Kelapa Sawit (SPKS) dan Nissin Foods Holdings-Japan resmi menjalin kerjasama melalui peluncuran program kolaborasi untuk mendukung keberlanjutan rantai pasok minyak sawit dari petani sawit swadaya di Indonesia.
Kerjasama ini dimulai dengan pilot project yang bertujuan untuk memasukkan petani kecil ke dalam rantai pasok industri Jepang melalui sertifikasi RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). Peluncuran ini menandai puncak kerjasama yang telah dimulai sejak 2018 diawali dengan analisis gap keberlanjutan petani kecil di Indonesia.
“Kami berkomitmen untuk melakukan pengadaan minyak kelapa sawit yang berkelanjutan, terutama dengan melibatkan petani kecil dalam supply chain kami," tegas Manajer Umum, Divisi Perencanaan Perusahaan Nissin Foods Holdings Kei Saito pada acara penandatanganan MoU antara SPKS dan Nissin Foods Holdings di Jakarta, Selasa (10/12).
Baca Juga: Kurang SDM di Sektor Sawit, Malaysia Putar Otak Cari Solusi
Menurut Kei Sato, Nissin Foods Holdings sebagai produsen produk turunan minyak sawit seperti mi instan berkomitmen membangun system pengadaan yang dapat dilacak dan berkelanjutan.
”Kami memiliki komitmen untuk membangun ketelusuran minyak sawit yang traceable dan berkelanjutan serta mendukung peningkatan kapasitas serta praktik berkelanjutan petani sawit skala kecil,” tegas dia.
Desa Sugih Waras di Indonesia dipilih sebagai lokasi proyek percontohan, melibatkan 300 kepala keluarga yang mengelola 500 hektar hektar kebun sawit swadaya.
Sementara itu, Ketua Umum SPKS Nasional Sabarudin menyambut baik langkah Nissin Foods Holdings yang mulai berinvestasi dalam pembangunan rantai pasok berkelanjutan.
“Kami berharap agar rantai pasok perusahaan di Jepang dapat dipasok dari 100% petani sawit skala kecil yang traceable, bebas deforestasi dan lestari. SPKS, dapat menjadi pihak independen atau verifikator untuk memastikan ketelusuran rantai pasok sawit yang berkelanjutan untuk pasar di Jepang,” tegas Sabarudin.
Sabarudin pun berharap agar kerjasama antara petani kecil dan pembeli ini dapat mendorong kemitraan yang adil sehingga petani kecil memperoleh harga yang adil. Program ini juga mendapat dukungan dari Caux Round Table Japan.
Baca Juga: Lima Pekerjaan Rumah yang Belum Selesai Terkait Legalitas di Kebun Sawit
Direktur Eksekutif Hiroshi Ishida menambahkan bahwa organisasi ini menjembatani perusahaan dan petani untuk berkolaborasi. “Melalui upaya ini, kami berharap dapat berkontribusi dalam menciptakan masyarakat yang lebih baik,” ujar Hiroshi Ishida.
Sementara Sekretaris Desa Sugih Waras Asrianto, mengatakan bahwa petani sawit di Desa Sugih Waras sangat mengharapkan kerjasama ini untuk perbaikan tata kelola sawit di tingkat desa. Terdapat 300 kepala keluarga dengan kebun sawit swadaya seluas 500 hektar di Desa Sugih Waras.
“Petani sawit memerlukan dukungan untuk peningkatan kapasitas, pembentukan kelembagaan dan pengetahuan tentang penerapan praktik berkelanjutan termasuk melalui sertifikasi. Kami berharap, program kerjasama ini memberikan manfaat untuk meningkatkan kesejahteraan petani di tingkat desa dan agar perusahaan sawit dapat membangun kemitraan yang adil bagi warga desa,” kata Asrianto.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement