- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Wamen Yuliot: Pemerintah Tingkatkan Integrasi Pipa Gas untuk Hemat Subsidi Rp5,6 Triliun
Gas bumi menjadi salah satu senjata Pemerintah untuk mencapai ketahanan energi nasional. Oleh sebab itu, Pemerintah terus berupaya meningkatkan integrasi pipa gas agar program jaringan gas (jargas) dapat terealisasi signifikan.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menerangkan, komposisi gas hingga tahun 2050 ditargetkan akan mengisi 24% dari total bauran energi nasional. Gas juga penting tidak hanya bagi rumah tangga tapi juga untuk industri mendukung langkah transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan (EBT).
Baca Juga: Uji Lemigas dan LAPI ITB Sebut Pertamax Tidak Sebabkan Mobil Rusak
”Sampai dengan September 2024, telah terpasang Jargas Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebanyak 703 ribu SR, dan Jargas non APBN sebanyak 400 ribu SR,” ucap Yuliot pada gelaran Hilir Migas Conference & Expo dan BPH Migas Awards 2024 di Jakarta, Kamis (12/12/2024).
Ada pun dalam kurun 5 tahun ke depan atau tepatnya di tahun 2030, Pemerintah menargetkan pengembangan jargas bisa diserap oleh 5,5 juta SR. Langkah ini diharapkan dapat menurunkan impor LPG sebesar 550 Kilotonnes Per Annum (KTPA) dan menghemat beban subsidi sebesar Rp 5,6T per tahun.
Maka dari itu, Pemerintah dalam hal ini terus melancarkan berbagai upaya pengembangan jargas melalui integrasi pipa gas sepanjang Sumatera. Termasuk integrasi Sumatera-Jawa. Sehingga potensi gas bumi di Wilayah Kerja (WK) Agung dan WK Andaman Aceh. Sehingga potensi tersebut dapat tersalurkan ke masyarakat di Sumatera dan Aceh.
Ada pun kata Yuliot dengan adanya integrasi pipa gas tersebut, maka ke depan harga gas yang diterima masyarakat akan lebih murah. Lalu, toll fee juga lebih rendah, memenuhi kebutuhan gas untuk industri, pembangkit listrik, komersil & rumah tangga, serta mendukung Program Jargas (Cisem 300 ribu SR dan Dusem 600 ribu SR).
”Integrasi pipa gas dari Sumatera ke Jawa dilakukan antara lain melalui investasi pembangunan pipa gas bumi Cisem dan Dusem,” lanjut Yuliot.
Panjang pipa gas bumi terus meningkat setiap tahun, pada tahun 2024 sampai dengan November panjang pipa gas bumi telah terpasang sepanjang 22.520,57 km dengan rincian panjang pipa transmisi 5.370,52 km, pipa distribusi 6.272,92 km dan pipa jargas 10.877,13 km
Selanjtunya, berdasarkan Neraca Gas Indonesia 2022 – 2030, average supply gas bumi sekitar 15.087 mmscfd dan average demand sekitar 11.615 mmscfd.
Baca Juga: Pertamina Hulu Rokan (PHR) Terus Jaga Aset, 27 Sertifikat Lahan Hulu Migas Sudah Diamankan
"Secara nasional, perkiraan kebutuhan gas bumi hingga tahun 2030 dapat dipenuhi dengan pemanfaatan project dan potential supply, serta mengoptimalkan peran LNG," tutup Yuliot.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement