PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) menutup tahun 2024 dengan serangkaian capaian yang menonjol, menunjukkan komitmen kuatnya dalam mendukung pengembangan pasar modal Indonesia. Sepanjang tahun ini, KPEI berhasil memperkuat perannya melalui inovasi layanan dan peningkatan efisiensi transaksi.
Direktur Utama KPEI, Iding Pardi, mengungkapkan bahwa salah satu pencapaian signifikan adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Vermeg untuk mengembangkan layanan manajemen agunan di Central Counterparty (CCP).
"KPEI juga memperluas cakupan instrumen Triparty REPO dengan memasukkan Obligasi Negara Ritel (ORI) serta menyempurnakan sistem kliring dan manajemen risiko untuk mendukung peluncuran produk Single Stock Futures (SSF) di Bursa Efek Indonesia (BEI)," ujar Iding, dalam acara Penutupan Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2024, Jakarta, Senin (30/12/2024).
Baca Juga: Ini Laporan Dirut BEI TErkait Perkembangan Pasar Modal Sepanjang 2024
Dari sisi operasional, hingga 20 Desember 2024, rata-rata nilai penyelesaian transaksi bursa mencapai Rp4,31 triliun dengan efisiensi penyelesaian di pasar reguler sebesar 57,40%. Rata-rata volume penyelesaian transaksi tercatat 6,81 miliar lembar saham, dengan efisiensi penyelesaian pasar reguler sebesar 61,45%. Sementara itu, total nilai transaksi PME (Perdagangan Pasar Modal Elektronik) mencapai Rp53,18 miliar dengan volume 11,52 juta lembar saham.
Baca Juga: OJK Ungkap Pasar Modal Indonesia Tangguh Hadapi Ketidakpastian Global
Dalam pengelolaan risiko, lanjutan Iding, KPEI mencatatkan nilai agunan hingga Rp33,12 triliun, terdiri dari agunan online sebesar Rp26,20 triliun dan offline Rp6,92 triliun. Nilai Dana Jaminan meningkat menjadi Rp8,52 triliun dari Rp7,74 triliun di akhir 2023.
"Hingga akhir tahun ini, Cadangan Jaminan mencapai Rp199,44 miliar. KPEI juga melaporkan tidak ada kasus gagal bayar oleh Anggota Kliring (AK) sepanjang tahun 2024," jelasnya.
Untuk 2025, KPEI telah menyusun berbagai program strategis, seperti pengembangan modul Triparty REPO untuk Surat Berharga Negara (SBN), sistem kliring dan manajemen risiko untuk derivatif keuangan, serta sistem e-IPO untuk Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS).
"Di sisi teknologi, KPEI akan meningkatkan efektivitas operasional dengan penyempurnaan infrastruktur dan pelatihan karyawan untuk mendukung reliabilitas operasional," tutup Iding.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement